KANAL24, Malang – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta kepada Universitas Brawijaya untuk membuat dan membangun Badan Usaha Pertanian Kampus. Permintaan tersebut disampaikan Syahrul pada saat memberi kuliah umum Ketahanan Pangan di Universitas Brawijaya, Rabu (2/11/2022).
“Saya minta ke Pak Rektor, Universitas Brawijaya ikut membuat Badan Usaha Pertanian Kampus untuk membantu pengembangan usaha dan pemasaran hasil pertanian bagi petani di sekitar kampus,” kata Syahrul.
Lebih rinci Menteri Pertanian ini berharap dalam jangka waktu satu bulan sudah dapat dilakukan MoU mengenai Badan Usaha Pertanian Kampus dengan UB. Didepan ratusan mahasiswa Syahrul langsung meminta kepada Sekretaris Jenderal Pertanian untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Ini ada Sekjen Kementan ya, saya minta bapak turun langsung untuk kerjasama ini, selesai ini barang satu bulan,” imbuhnya.
Melalui slide, Syahrul menjelaskan bagan Badan Usaha Pertanian Kampus yang berkolaborasi dengan berbagai lembaga seperti BUMN, BUMD, Pemda, Kementrian, LPPM Universitas dan Pelaku Usaha baik dalam dan luar negeri. Sedangkan untuk jenis usahanya BUPK ini dapat bergerak dalam bidang Saprodi, UPJA, IT, Sarpras, PPHP.
Badan usaha ini menurutnya cocok dikembangkan agar perguruan tinggi dapat langsung mengimplementasikan berbagai keilmuannya dengan menyesuaikan dengan kondisi pertanian di sekitar kampus.
“Badan usaha ini penting agar kampus memiliki badan usaha yang dapat menolong langsung petani dan juga menjadi sarana praktek bagi mahasiswa,” kata mantan Gubernur Sulsel ini.
Secara langsung Mentan meminta kepada Rektor UB dan Dekan FP agar UB segera menyusun kerangkanya agar badan usaha tersebut dapat segera terealisasi.
Sedangkan kepada para mahasiswa, Syahrul meminta untuk segera merubah mindset dan cara berpikir mengenai dunia pertanian karena Indonesia merupakan negara dengan sumber daya pertanian yang melimpah dan memiliki komodiri yang dibutuhkan oleh dunia. Dengan situasi geoplitik saat ini maka posisi Indonesia menjadi penting sebagai salah satu pemasok kebutuhan pangan dunia.
“Bukan hanya padi, kita memiliki komoditi porang, umbi, sorgum. Nah sekarang kita ubah cara pandang kita dengan tekad dan semangat agar produk-produk tersebut menjadi komoditi andalan Indonesia untuk dunia.(sdk)