Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan komitmennya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI. Acara ini diadakan pada Rabu (11/09/2024) di The Shalimar Boutique Hotel Malang dan diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, serta direktur dari berbagai fakultas dan divisi di UB.
Prof. Qomariyatus, Kepala Divisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) UB, menegaskan pentingnya pelatihan ini. “Sasarannya adalah para dosen, tendik, serta divisi-divisi yang ada di rektorat dan fakultas-fakultas Universitas Brawijaya. Mengapa penting? Karena setiap aktivitas, dari bangun tidur hingga tidur kembali, selalu ada risiko dan bahaya,” ungkapnya.
Menurutnya, pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan produktif melalui penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, sehingga zero accident dapat tercapai. Setiap fakultas diwakili oleh dua orang, baik dari kalangan dosen maupun tenaga kependidikan, yang nantinya akan menjadi bagian dari tim K3L UB.
Prof. Qomariyatus menjelaskan, “Harapannya nanti mereka menjadi anggota P2K3L UB, yang dapat mengakomodasi informasi dan melakukan asesmen serta audit manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kampus. Fakultas-fakultas nantinya akan memiliki tim ahli K3 bersertifikasi, yang akan mengimplementasikan ilmu ini kepada mahasiswa, dosen, dan tendik.”
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya sosialisasi budaya keselamatan kerja di kampus, termasuk penggunaan rambu-rambu peringatan seperti penanda tangga licin atau prosedur evakuasi kebakaran. “Untuk akreditasi sebagai PTNBH, K3 menjadi syarat mutlak, dan bagi yang sudah bersertifikat, mereka bisa menjadi konsultan K3, baik di dalam maupun di luar kampus,” tambahnya.
Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si, Sekretaris UB menambahkan bahwa UB tengah bertransformasi menuju universitas kelas dunia. Salah satu fokus utama adalah keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari reputasi internasional yang ingin dicapai UB. “Sekarang Divisi K3L UB telah menjadi lembaga resmi yang tugasnya meliputi audit, monitoring, dan evaluasi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Kualitas SDM yang ada, baik dosen maupun tendik, ditingkatkan melalui sertifikasi ini, sehingga standar kerja di UB benar-benar memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan.”
Lebih lanjut, Dr. Tri Wahyu juga menyebutkan bahwa sertifikasi ini akan diperluas ke kalangan mahasiswa. “Mahasiswa juga bagian dari ekosistem UB, dan kita berencana memperbanyak peserta, bahkan jika perlu mahasiswa bisa mengikuti LSPS 1 terkait K3. Dengan demikian, lulusan UB akan menjadi sarjana plus yang memiliki kompetensi tambahan di bidang K3.”
Pelatihan ini diharapkan mampu mendorong implementasi standar keselamatan dan kesehatan kerja di seluruh civitas akademika Universitas Brawijaya, demi menciptakan kampus yang aman, nyaman, dan produktif. (zen/nid/yor)