Kanal24, Malang – Permasalahan polusi sudah menjadi perhatian yang cukup lama dibicarakan, terlebih lagi limbah fashion. Fenomena fast fashion yang sering kali tidak memperhatikan dampak buruk terhadap lingkungan erat kaitannya dengan polusi limbah yang dihasilkan.
Fast fashion merupakan istilah untuk industri tekstil dengan perubahan model fashion yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas standar atau bahkan buruk, sehingga tidak memiliki jangka waktu pemakaian yang panjang.
Untuk mengurangi permasalahan tersebut, tim Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Universitas Brawijaya (UB), Carik Merona, menginovasikan ragam fashion dengan menggunakan bahan dasar kain tenun lurik khas Indonesia.
Mutiara Kamal, salah satu anggota Carik Merona menjelaskan bahwa keinginannya membuat fashion dengan kain lurik didasari atas keresahannya terhadap fenomena budaya lokal di masyarakat yang semakin tergerus.
“Kami melihat budaya Indonesia makin hari makin luntur, sehingga kita ingin masyarakat Indonesia lebih mengenal budayanya sendiri dengan menggunakan pakain yang kami buat,” ujarnya.
Carik Merona berhasil membuat inovasi desain kain lurik yang dibalut dengan desain khas fashion modern. Sesuai dengan tagline yang mereka miliki “wear your pride”, masyarakat diajak untuk bangga dengan budaya bangsa Indonesia.
“Kami juga melihat urgensi dari fenomena fast fashion yang perlu segera diatasi, sehingga kami mencoba membuat alternatif fashion yang baik untuk lingkungan, sehingga dapat mengurangi limbah fast fashion,” terang Mutiara.
Ia melanjutkan bahwa dalam pembuatan produk fashionnya, Carik Merona menggandeng sejumlah penenun lokal dari Jawa Tengah yang kemudian kainnya diolah menjadi beragam model fashion perempuan.
“Saat ini Carik Merona hanya memproduksi pakaian perempuan. Namun kedepannya harapan kami juga dapat mencapai dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat dengan produk fashion all gender, terlebih lagi kami berharap agar dapat mencapai pasar internasional,” harap Mutiara.