Kanal24, Malang – Di tengah derasnya arus modernisasi dan transformasi digital, upaya pelestarian budaya menjadi tantangan besar sekaligus kebutuhan mendesak. Ketika identitas bangsa terus diuji oleh perubahan zaman, sejumlah institusi pendidikan dan lembaga kebudayaan hadir sebagai garda depan untuk memastikan kekayaan sejarah tetap hidup di tengah masyarakat. Spirit itu tampak nyata dalam kegiatan akademik dan kebudayaan yang digelar di Universitas Brawijaya, menghadirkan kolaborasi lintas institusi dan lintas generasi untuk memahami kembali nilai-nilai luhur Majapahit dan relevansinya dalam kehidupan masa kini.
Acara tersebut adalah Seminar Nasional Wilwatikta Acarita 2025, diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB) bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur, pada Kamis (13/11/2025), bertempat di Aula Gedung A FIB Universitas Brawijaya, Malang.
Baca juga:
Riset Doktor Matematika UB Ungkap Pendekatan Baru Value at Risk (VaR)

Filosofi Majapahit sebagai Pondasi Pendidikan Kebudayaan
Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., Rektor UB, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam memperkaya kajian budaya Indonesia. Ia menilai Majapahit bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga sumber nilai yang relevan untuk membangun peradaban modern.
Prof. Widodo menyoroti pentingnya nilai keberagaman, semangat global, dan gotong royong yang diwariskan Majapahit. Nilai-nilai tersebut, menurutnya, harus diadopsi ke dalam sistem pendidikan Brawijaya, sekaligus menjadi dasar pengembangan karakter mahasiswa sebagai bagian dari miniatur Indonesia yang hadir di kampus.
Ia juga memaparkan berbagai inovasi UB dalam upaya memperkenalkan budaya Majapahit kepada generasi muda, seperti museum virtual Majapahit, film animasi Majapahit, serta rencana pengembangan gim edukasi bertema Majapahit. Upaya kreatif ini menjadi jembatan baru yang memungkinkan budaya masa lampau relevan di mata generasi digital masa kini.
Sinergi Akademisi dan Praktisi dalam Pelestarian Budaya
Ketua BPKW XI Jawa Timur, Endah Budi Heryani, S.S., M.M., menegaskan bahwa kegiatan Wilwatikta Acarita merupakan hasil kerja sama antara akademisi, praktisi, dan pemerintah daerah, termasuk Kabupaten Malang. Baginya, kolaborasi lintas pihak sangat penting agar narasi sejarah dapat disusun secara akurat, menarik, dan dapat diterima generasi muda.

Ia menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Wilwatikta Acarita 2025 berlangsung dari 13ā16 November 2025, mencakup berbagai aktivitas kebudayaan seperti lomba seni pertunjukan Panji, lomba foto tradisi, lomba artikel, permainan tradisional, pameran UMKM kebudayaan, dan panggung kebudayaan yang menampilkan pertunjukan nasional hingga reog Universitas Brawijaya.
Endah menekankan bahwa tujuan besar kegiatan ini adalah memperkuat narasi kemasyhuran Majapahit, menyediakan ruang ekspresi bagi komunitas seni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat budaya, serta memastikan terjadinya proses pewarisan budaya sebagaimana amanat UU No. 5 Tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan.
Majapahit sebagai Inspirasi Ilmu Pengetahuan dan Peradaban
Sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik FIB UB, Dr. Yusri Fajar, S.S., M.A., menjelaskan bahwa seminar ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa untuk mempelajari bagaimana peradaban Majapahit dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan karakter, ilmu pengetahuan, dan peradaban Indonesia modern.
Menurutnya, nilai-nilai luhur seperti keberagaman, persatuan, peran vital perempuan, serta inovasi teknologi masyarakat Majapahit perlu dipahami ulang dan diintegrasikan dalam pendidikan kebudayaan Indonesia. Ia menegaskan bahwa FIB UB akan terus menjadi pusat kajian budaya yang aktif mengangkat isu-isu kebudayaan secara komprehensif melalui seminar dan konferensi setiap tahun.
Pentas Seni Tradisi: Menghidupkan Budaya di Ranah Kampus
Selain sesi akademik, kegiatan ini juga menghadirkan pertunjukan kesenian tradisi, salah satunya tari jaranan dari Sanggar Sardulo Djojo yang dibawakan oleh Bambang Supriyadi. Ia mengungkapkan rasa bangga karena kampus memberikan ruang bagi kesenian tradisi untuk tampil dan diapresiasi oleh mahasiswa.
Menurut Bambang, pelestarian budaya hanya dapat berjalan jika generasi muda mau peduli dan mencintai seni lokal. Ia menegaskan bahwa panggung kampus sangat penting bagi keberlangsungan kesenian tradisi, karena memberi kesempatan bagi seniman lokal untuk tetap eksis dan berkembang.

Menjadikan Majapahit sebagai Inspirasi Masa Depan
Seminar Nasional Wilwatikta Acarita 2025 menghadirkan delapan narasumber utama dari berbagai universitas dan kementerian, membahas empat subtema: perempuan di Wilwatikta, teknologi di Wilwatikta, interpretasi relief dalam karya fiksi, dan hidup di Wilwatikta.
Melalui kajian akademik, pertunjukan seni, dan pameran budaya, kegiatan ini menjadi upaya nyata untuk menghidupkan kembali nilai, filosofi, dan warisan Majapahit dari berbagai sudut pandang. Harapannya, generasi muda mengenal sejarah dan juga mengaktualisasikan nilai-nilai luhur tersebut dalam membangun peradaban Indonesia masa depan. (nid/ptr)










