Kanal24, Malang – Rencana merger antara maskapai Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Pelita Air Service, anak usaha Pertamina (Persero), kini memasuki tahap krusial. Keputusan akhir dari langkah konsolidasi dua entitas besar di industri penerbangan nasional ini berada di tangan Danantara Indonesia, sebagai holding BUMN sektor aviasi dan logistik. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengonfirmasi bahwa pembahasan merger telah dilakukan dan sedang menunggu penilaian serta keputusan dari Danantara. Ia menegaskan, proses yang dijalankan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik agar hasilnya menguntungkan bagi seluruh pihak.
Evaluasi Mendalam oleh Danantara Indonesia
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan kajian menyeluruh terhadap rencana penggabungan tersebut. Evaluasi ini mencakup analisis keuangan, operasional, serta potensi sinergi antara kedua maskapai. Rosan menegaskan bahwa belum ada tenggat waktu tertentu untuk penyelesaian merger karena prosesnya memerlukan kehati-hatian tinggi. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga turut mengawasi proses ini, memastikan agar penggabungan tetap sesuai ketentuan izin usaha penerbangan serta regulasi terkait Air Operator Certificate (AOC) yang berlaku.
Baca juga:
Inovasi Teknologi dan SDM, Kunci Atasi Krisis Lahan Pertanian
Merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia dinilai berpotensi menciptakan sinergi strategis di sektor aviasi nasional. Pelita Air, yang dalam dua tahun terakhir menunjukkan kinerja keuangan positif, dapat menjadi penopang bagi Garuda Indonesia yang tengah berupaya memperkuat posisi pasca-restrukturisasi. Integrasi kedua maskapai ini diharapkan dapat menghasilkan efisiensi biaya operasional, optimalisasi armada, serta penguatan jaringan penerbangan domestik dan regional. Bagi Pertamina, langkah ini juga sejalan dengan upaya perusahaan untuk fokus pada bisnis inti di sektor energi, sementara pengelolaan bisnis aviasi dialihkan ke Danantara.
Kekhawatiran DPR dan Tantangan Manajemen
Meski menawarkan banyak potensi, rencana merger ini juga menimbulkan kekhawatiran dari kalangan legislatif. Beberapa anggota Komisi VI DPR RI menilai bahwa Pelita Air, yang kini memiliki reputasi positif dan efisien, dapat terdampak oleh beban operasional Garuda Indonesia yang masih dalam tahap pemulihan. Legislator Mufti Anam bahkan menyatakan bahwa langkah merger harus dikaji ulang agar tidak merugikan pihak yang sudah sehat secara bisnis. Selain itu, tantangan integrasi budaya perusahaan, sistem manajemen, dan sumber daya manusia dipandang sebagai faktor penting yang harus dikelola dengan cermat agar tidak menimbulkan gangguan terhadap operasional kedua maskapai.
Apabila merger ini terealisasi, industri penerbangan Indonesia akan menyaksikan terbentuknya entitas besar dengan daya saing tinggi di pasar domestik dan internasional. Konsolidasi Garuda Indonesia dan Pelita Air berpotensi memperkuat struktur pasar penerbangan nasional yang selama ini didominasi oleh maskapai swasta. Sinergi jaringan rute dan armada diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional. Namun demikian, risiko integrasi manajemen dan kepatuhan terhadap regulasi tetap menjadi perhatian utama, mengingat sektor aviasi sangat bergantung pada keandalan operasional dan keselamatan penerbangan.
Langkah Lanjut dan Prospek ke Depan
Danantara Indonesia saat ini memegang kendali penuh terhadap kelanjutan proses merger. Keputusan final akan mempertimbangkan hasil kajian finansial, potensi bisnis, serta dampak terhadap kinerja kedua maskapai. Pengamat ekonomi menilai bahwa transparansi dan komunikasi publik menjadi kunci agar rencana ini tidak menimbulkan spekulasi negatif. Selain itu, koordinasi antara Pertamina, Garuda Indonesia, Pelita Air, dan Kementerian BUMN harus dijaga untuk memastikan proses berlangsung efektif dan sesuai kepentingan nasional. Bila terlaksana dengan baik, merger ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam memperkuat industri penerbangan nasional menuju era baru yang lebih kompetitif dan efisien.
Rencana merger Garuda Indonesia dan Pelita Air menandai langkah strategis dalam konsolidasi sektor aviasi nasional. Meski prosesnya masih berada di tahap evaluasi oleh Danantara Indonesia, keputusan ini diyakini akan membawa dampak signifikan bagi arah bisnis penerbangan BUMN. Dengan peluang sinergi besar di satu sisi dan tantangan integrasi di sisi lain, hasil akhir dari proses ini akan menjadi penentu arah masa depan dua maskapai kebanggaan Indonesia dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat. (nid)










