KANAL24, Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan bahwa resesi yang terjadi di Singapura diyakini tidak akan berpengaruh besar terhadap realisasi investasi asing (Penanam Modal Asing / PMA) yang masuk ke Indonesia khususnya dari negara tersebut. Bahkan meski di tengah pandemi covid-19 dan di saat Singapura terjadi resesi, namun Singapura tetap menjadi investor terbesar pada triwulan II 2020.
Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan pada periode tersebut realisasi investasi dari Singapura mencapai USD2 miliar atau setara 28,8 persen dari total realisasi di triwulan II 2020 sebesar Rp191,9 triliun. Nilai tersebut adalah yang terbesar dari kategori PMA. Kemudian disusul dari Hongkong dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang nilainya masing – masing mencapai USD1,2 miliar atau 17,2 persen dan USD1,1 miliar atau setara 16,8 persen.
“Singapura itu banyak di sektor perdagangan dan lalu lintas barang, jadi Singapura itu adalah hub dari beberapa negara yang melakukan realisasi invetasi ke Indonesia. Karena hanya sebagai hub maka ini (resesi) nggak terlalu berpengaruh,” ujar Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/7/2020).
Dikatakannya, karena Singapura ini sebagai hub bagi lalu lintas perdagangan dan investasi dari negara lainnya, maka investor tidak terlalu terpangaruh oleh anjloknya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Mereka lebih memandang kondisi perekonomian di negara mitranya atau negara yang menjadi tempat investasinya.
Sementara itu terkait dengan realisasi investasi PMA secara kumulatif pada triwulan I dan II 2020, Singapura juga tetap menjadi negara terbesar tingkat realisasinya. Tercatat pada Januari – Juni 2020 jumlah realisasinya mencapai USD4,7 miliar atau setara 34,4 persen dari total realisasi kumulatif sebesar Rp402,6 triliun. Disusul dari RRT sebesar USD2,4 miliar atau setara 17,9 persen dan dari Hongkong sebesar USD1,8 miliar atau setara 13,2 persen.
“Buktinya mereka sudah minus 41 persen tetapi pada kuartal II 2020 investasinya masih tetap bagus di Indonesia. Ini karena investasi yang masuk ke kita itu tidak semuanya berasal dari Singapura namun dari negara lain yang lewat Singapura,” pungkas Bahlil.(sdk)