Kanal24, Malang – Upaya meningkatkan kesadaran gizi sejak usia dini kembali digaungkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lewat Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025. Bertempat di MI Al-Maarif II, Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, mahasiswa Fakultas Pertanian UB memperkenalkan inovasi kuliner sehat berbahan dasar sayuran lokal, khususnya sawi hijau.
Melalui program bertajuk Greenie: Pemanfaatan Ekstrak Sawi Hijau dalam Pembuatan Mie, kegiatan ini dirancang sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan asupan sayur pada anak-anak yang cenderung enggan mengonsumsi sayuran dalam bentuk utuh.
Muhamad Rifky Handoko, mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UB sekaligus penggagas kegiatan, memimpin jalannya program yang dilaksanakan pada Rabu (23/07/2025). Ia didampingi Dosen Pembimbing Lapangan, Ni’matul Izza, STP., MT., PhD. Kegiatan berlangsung sejak pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh 26 siswa kelas V.
Baca juga : EcoBottle Project: MMD UB Ajarkan Daur Ulang Sampah ke Siswa MI
Program ini tidak hanya mengenalkan pentingnya mengonsumsi sayuran, namun juga melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan edukatif. Acara dimulai dengan pre test, pemaparan materi tentang manfaat sayur, sesi tanya jawab, pemberian hadiah, post test, hingga demonstrasi memasak mie berbahan ekstrak sawi hijau.

“Kami ingin menumbuhkan kesadaran sejak dini bahwa makanan sehat bisa diolah dengan cara menarik dan enak. Sawi hijau bisa diolah jadi mie yang lezat dan bergizi,” jelas Rifky saat menyampaikan materi di hadapan para siswa.
Sesi memasak menjadi bagian yang paling ditunggu-tunggu. Dengan antusias, para siswa menyimak cara pembuatan mie dari ekstrak sawi hijau yang dipadukan dengan bahan-bahan sederhana. Momen makan bersama setelah demonstrasi menambah semarak kegiatan.
Salah satu siswa memberikan testimoni positif. “Mie-nya enak kak, saya suka. Nanti sampai rumah saya mau buat bareng mama saya,” ujarnya penuh semangat.
Selain dari siswa, kegiatan ini juga mendapatkan sambutan positif dari para guru. Pendekatan edukatif berbasis praktik dinilai lebih efektif dalam membangun pemahaman anak-anak terhadap pentingnya gizi dan pola makan sehat.
Kegiatan ini tak hanya menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi para siswa, tetapi juga memperkuat kontribusi nyata mahasiswa UB dalam mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs poin ke-3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas.
“Program ini bukan sekadar pengabdian, tetapi juga bagian dari edukasi transformatif. Kami ingin menghadirkan inovasi kecil yang berdampak besar, dimulai dari sekolah dasar,” ungkap Rifky.
Dengan inovasi sederhana namun aplikatif ini, para mahasiswa berharap agar konsumsi sayuran bisa meningkat di kalangan anak-anak. Tidak hanya menyehatkan, pendekatan semacam ini juga mampu menjadi metode pembelajaran baru yang kreatif dan menyenangkan di lingkungan sekolah dasar.
Sebagai bagian dari Kelompok 22 MMD UB 2025, Rifky dan rekan-rekannya berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi sekolah lain maupun komunitas masyarakat dalam mempromosikan pola makan sehat berbasis pangan lokal yang mudah diolah dan disukai anak-anak. Mereka juga menargetkan keberlanjutan program ini dengan pendekatan yang lebih kolaboratif di masa mendatang.