Kanal24, Malang – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan aplikasi Minerba One dalam pembukaan Mineral dan Batubara Convention-Expo (Minerba Convex) 2025, yang digelar di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, pada Rabu (15/10/2025). Acara ini menandai langkah besar pemerintah dalam memperkuat tata kelola sektor mineral dan batu bara melalui transformasi digital yang terintegrasi.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, menegaskan bahwa peluncuran ini bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga bagian dari upaya membangun sistem yang lebih transparan, efisien, dan akuntabel dalam pengawasan sektor strategis nasional.
Baca juga:
UMP 2026 Masih Dibahas, Pemerintah Jaga Daya Beli Pekerja
Integrasi Sistem Menuju Tata Kelola Modern
Dalam sambutannya, Tri Winarno menjelaskan bahwa Minerba One merupakan hasil penyempurnaan dari sejumlah sistem yang telah dibangun sebelumnya oleh Kementerian ESDM, seperti Minerba Online Monitoring System (MOMS) dan Sistem Elektronik Penerimaan Negara Bukan Pajak Mineral dan Batubara (e-PNBP Minerba) yang diluncurkan sejak 2019.
Transformasi ini, menurut Tri, sudah dimulai sejak 2011 melalui pembangunan Minerva One Data Indonesia, yang menjadi fondasi utama bagi digitalisasi pengelolaan data sektor pertambangan di Tanah Air.
“Transformasi ini diawali dengan pembangunan berbagai aplikasi informasi, dan kini seluruhnya kita satukan dalam satu sistem terpadu melalui Minerba One,” ujar Tri. Dengan integrasi tersebut, proses mulai dari studi kelayakan, pencatatan sumber daya, perizinan, produksi, hingga pelaporan kini dapat dilakukan secara real time melalui platform digital.
Kegunaan Minerba One: Efisiensi dan Pengawasan Terpadu
Lebih lanjut, Tri menekankan bahwa kehadiran Minerba One tidak hanya berfungsi untuk menyatukan sistem yang telah ada, tetapi juga sebagai instrumen penting dalam pengawasan penjualan mineral dan batu bara.
Dengan jumlah pengawas lapangan yang terbatas, digitalisasi ini diharapkan mampu memastikan proses perizinan dan produksi dapat terpantau dengan baik tanpa mengurangi efektivitas pengawasan.
“Digitalisasi ini mau tidak mau harus kita bangun, agar pelaporan berbasis data menjadi kredibel dan terpantau secara real time,” tegasnya.
Melalui aplikasi ini, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap transaksi dan distribusi mineral serta batu bara berjalan sesuai ketentuan, sehingga mengurangi potensi kebocoran dan memperkuat pendapatan negara dari sektor pertambangan.
Transparansi dan Akuntabilitas Layanan Publik
Kementerian ESDM menegaskan bahwa Minerba One juga dibangun untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik. Dengan sistem digital yang terintegrasi, proses birokrasi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, sekaligus meminimalkan potensi penyimpangan dalam proses administrasi dan perizinan.
“Minerba One ini bukan hanya sekadar aplikasi, tetapi juga bentuk nyata transformasi digital menuju tata kelola pertambangan yang bersih, produktif, dan berkelanjutan,” ujar Tri Winarno.
Aplikasi ini diharapkan dapat memperkuat peran pemerintah sebagai pembina dan pengawas sektor mineral nasional, sekaligus memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam memperoleh layanan publik yang transparan dan responsif.
Dukungan Anggaran ESDM untuk Program Prioritas 2026
Sejalan dengan peluncuran Minerba One, Kementerian ESDM juga mendapat dukungan anggaran besar untuk memperkuat transformasi sektor energi dan mineral pada tahun anggaran 2026.
Dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, disepakati bahwa anggaran Kementerian ESDM tahun 2026 mencapai Rp 21,67 triliun, meningkat signifikan dari pagu awal sebesar Rp 8,12 triliun. Kenaikan ini akan difokuskan pada program prioritas seperti pembangunan Listrik Desa (Lisdes), jaringan gas kota, serta kegiatan eksplorasi minyak, gas, dan batubara.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa tambahan anggaran sebesar Rp 8,55 triliun akan digunakan untuk percepatan rasio elektrifikasi nasional, termasuk pembangunan infrastruktur listrik di 1.135 lokasi pedesaan. Selain itu, sebagian dana juga dialokasikan untuk program konverter kit bagi nelayan, bantuan sambungan listrik baru untuk masyarakat kurang mampu, serta eksplorasi mineral dan batubara di lebih dari 19 lokasi potensial di seluruh Indonesia.
Menuju Era Tambang Digital yang Berkelanjutan
Dengan peluncuran Minerba One, Kementerian ESDM menunjukkan komitmennya untuk memperkuat tata kelola pertambangan nasional berbasis digital. Sistem ini tidak hanya mempercepat pelayanan dan pengawasan, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memastikan bahwa kegiatan pertambangan di Indonesia berjalan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
“Minerba One adalah tonggak perubahan. Ini bukan lagi sekadar jargon digitalisasi, tetapi gerakan bersama menuju pertambangan yang transparan dan produktif untuk masa depan energi Indonesia,” pungkas Tri Winarno.
Peluncuran ini menjadi simbol bahwa digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak dalam mengawal sektor energi dan mineral menuju tata kelola yang modern, efisien, dan berpihak pada keberlanjutan. (nid)