KANAL24, Jakarta – Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada finis perdagangan akhir pekan ini. Komoditas minyak membukukan kenaikan tajam mingguan setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memperdalam penurunan produksi sebesar 500.000 barel per hari pada awal 2020.
Pemotongan tambahan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen utama lainnya termasuk Rusia – sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + – akan berlangsung sepanjang kuartal pertama. Kelompok ini akan bertemu lagi pada awal Maret 2020 untuk menetapkan kebijakannya.
Dilansir dari Reuters harga minyak Brent ditutup 1,6 persen lebih tinggi ke posisi USD64,38 per barel dan naik sekitar 3 persen pada minggu ini.
Minyak West Texas Intermediate naik 1,3 persen menjadi USD 59,20 per barel. WTI naik sekitar 7 persen pada minggu ini, kenaikan terbesar sejak Juni, setelah data pemerintah AS pada hari Rabu menunjukkan stok minyak mentah domestik jatuh untuk pertama kalinya dalam enam minggu.
OPEC plus sepakat menambah jumlah pengendalian produksi menjadi 1,2 juta barel per hari. Sebelumnya pemangkasan produksi telah disepakati OPEC . Jumlah produksi yang dipangkas ini merepresentasikan 1,7 persen dari produksi minyak global. OPEC akan menanggung sekitar dua pertiga dari pemotongan tambahan.
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan, Arab Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia akan melanjutkan pengurangan sukarela 400.000 barel per hari.
Dia menambahkan bahwa setelah peningkatan kepatuhan dari anggota lain, pemotongan yang sebenarnya akan efektif 2,1 juta barel per hari.
“Saudi melakukan pekerjaan yang baik dalam menetapkan harapan bahwa mereka dapat melakukan pemotongan tambahan,” kata Bob Yawger, Analis Mizuho di New York. “Kekhawatiran akan melimpahnya minyak mentah global sebagian dihilangkan oleh saran bahwa Arab Saudi dapat mengurangi produksinya lebih lanjut, katanya.
Setiap kenaikan harga dari penurunan OPEC + kemungkinan akan menguntungkan produsen Amerika yang tidak ikut serta dalam perjanjian pembatasan pasokan. Pengebor AS telah memecahkan rekor produksi bahkan ketika mereka telah memotong jumlah rig minyak yang beroperasi selama 12 bulan berturut-turut, meningkatkan Amerika Serikat ke tempat produsen utama dunia.
“Pasokan Amerika Utara akan terus tumbuh bahkan di lingkungan dengan harga minyak yang lebih rendah,” kata Rystad Energy dalam sebuah catatan. (sdk)