KANAL24, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, meyakinkan pelaku pasar untuk tidak panik dan melepas portofolio investasinya di saham dan obligasi, karena bank sentral tetap menjaga pasar dan pemerintah sigap menjaga perekonomian tetap stabil.
Menurut Perry, pihaknya memahami kepanikan investor global akibat wabah corona yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia. Sebagian besar investor global menarik dananya dari pasar saham ataupun Surat Berharga Negara (SBN) dan kemudian dialihkan ke instrumen investasi lain seperti emas.
Aksi kepanikan pasar tersebut juga terlihat dari jumlah modal asing yang ditarik keluar (capital outflow) dari pasar Indonesia sepanjang tahun 2020 berjalan (year-to date) mencapai Rp40,16 triliun. Dari jumlah itu modal asing keluar dari obligasi pemerintah mencapai Rp31,76 triliun dan Rp4,87 triliun pada portofolio saham. Sedangkan sisanya keluar dari instrumen lainnya. Perry meminta pelaku pasar menghentikan kepanikannya karena pemerintah selalu hadir dengan terus memberikan stimulus ketika ekonomi sedang terguncang seperti saat ini.
“Kalau kita nglokro (putus asa) atau nggak semangat memang live isn’t easy. Tapi kita make sure bahwa ekonomi kita tetap sehat, uncertainty perlu kita ukur probabilitasnya, bukan kita hindari. Tentu saja kita harus melihat kondisi di Indonesia bagaimana ketahanan kita,” kata Perry di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Derasnya outflow terjadi terutama di bulan Februari dan Maret. Pada bulan Februari saja, sambung dia, terjadi outflow sebesar Rp28,9 triliun dari SBN. Kemudian, aliran modal asing juga telah keluar sebesar Rp18 triliun dari SBN di bulan Maret. Akibat adanya outflow yang cukup besar, nilai tukar rupiah sempat tertekan 3,39 persen sejak awal Januari hingga 10 Maret 2020.
“Ini memang saat-saat yang heavy pressure di mana perang dagang belum selesai, masih ada corona, belum lagi perang minyak lagi,” pungkas Perry.(sdk)