Kanal24 – Marine Stewardship Council (MSC) telah menerbitkan standar baru versi 3.0 untuk sertifikasi perikanan berkelanjutan, hasil dari tinjauan paling komprehensif tentang praktik terbaik di industri kelautan dan perikanan.
Versi baru 3.0 dari Standar Sertifikasi Perikanan dikeluarkan karena meningkatnya tekanan pada perikanan, ekosistem laut dan kebutuhan pangan karena penangkapan ikan yang berlebihan, perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Peluncuran standar terbaru MSC datang pada saat kebutuhan kritis dan mendesak untuk mengakhiri penangkapan ikan yang berlebihan sambil menjaga pasokan pangan bagi populasi global yang berkembang sangat pesat,” kata CEO MSC, Rupert Howes dikutip dari Antara (31/10/2022)
Dia juga menghargai komitmen, partisipasi dan keahlian industri dari nelayan, konservasionis dan ilmuwan yang berkontribusi pada standar MSC yang baru.
“Penangkapan ikan berkelanjutan adalah upaya global yang melibatkan industri perikanan, pemerintah, ilmuwan, konservasionis, ritel, brand dan konsumen, semuanya memiliki peran penting,” ujarnya.
Dia percaya standar tersebut akan membantu dalam mempromosikan pengembangan perikanan berkelanjutan dan membantu memenuhi kebutuhan mendesak untuk melindungi lautan dan menjaga pasokan makanan untuk populasi dunia yang terus bertambah.
“Peluncuran standar baru berarti bahwa perikanan yang menangkap makanan hasil laut yang dijual dengan label biru MSC akan tetap menjadi pemimpin dalam penangkapan ikan yang berkelanjutan, melangkah lebih jauh untuk melindungi satwa laut, stok ikan, dan ekosistem,” paparnya.
Untuk memastikan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, serta mengurangi kompleksitas, standar baru juga telah disederhanakan.
Standar ini mencakup deflnisi baru dan perlindungan yang lebih besar bagi spesies yang terancam punah, terancam dan dilindungi (Endangered, Threteaned and Protected–ETP).
Selain itu terdapat kebijakan baru untuk meningkatkan kepercayaan bahwa sirip hiu tidak ada dalam perikanan bersertiflkat MSC dan menempatkan tanggung jawab yang lebih besar pada perikanan bersertiflkat MSC untuk mencegah dan mengurangi dampak sampah dari alat tangkap, yang dikenal sebagai ghost gear.
Tidak hanya itu, standar ini juga menetapkan persyaratan yang lebih ketat untuk pemantauan dan pengendalian perikanan yang efektif, terutama di laut lepas, dan perjanjian internasional tentang strategi umum untuk perlindungan stok ikan.
Standar baru ini merupakan puncak dari penelitian, konsultasi publik dan pengujian selama lebih dari empat tahun, MSC meninjau lebih dari 600 masukan dari para pemangku kepentingan dengan keahlian di bidang perikanan, konservasi laut, sertiflkasi dan makanan hasil laut.
“Kami merasa terhormat dengan tingkat komitmen dan pandangan yang disampaikan oleh kelompok-kelompok yang berbeda ini dalam kontribusi mereka untuk mengembangkan Standar Perikanan MSC ini,” kata Rupert Howes.
Menurutnya, Standar Perikanan MSC yang baru merupakan acuan global untuk mendorong perubahan nyata dan berkelanjutan dalam perikanan laut dengan mengakui dan mendorong perikanan yang menjadi pemimpin dunia dalam keberlanjutan.
“Keterlibatan pemangku kepentingan pada tingkat tinggi ini menunjukkan rasa urgensi kolektif untuk melindungi laut kita dan menjaga pasokan makanan laut ke masa depan dan pengakuan atas peran yang dapat dimainkan MSC dalam mempercepat transformasi ini melalui keterlibatan mitra kami,” ujarnya.
Saat ini, lebih dari 530 perikanan disertifikasi dengan standar perikanan MSC, mewakili 15 persen dari tangkapan laut alam dunia. Namun, lebih dari sepertiga stok ikan dunia ditangkap secara berlebihan, mengakibatkan kerugian laut tahunan sebesar $88,9 miliar, dan sekitar 20 persen spesies laut terancam punah.
Jadi, menurut dia, lebih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi stok ikan dan lautan. Keanekaragaman hayati penting, bersama dengan orang-orang dan ekonomi yang bergantung padanya.
Menanggapi tantangan ini, MSC telah berkomitmen untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Global (SDG’s) dengan ambisi melibatkan sepertiga tangkapan makanan hasil laut dunia dalam programnya pada tahun 2030. Dirilisnya Standar Perikanan MSC versi 3.0 menjadi dasar untuk upaya ini.