KANAL24, Malang – Musim hujan tidak membuat petambak garam di daerah Malang Selatan gigit jari. Kelompok Usaha Garam (Kugar) Bajulmati Sejahtera yang merupakan Kugar pertama di Pantai Selatan Jawa Timur berhasil melakukan panen perdana produksi garam dengan rumah garam Greenhouse Salt Tunnel (GST) pada selasa 23 Juni 2022.
Kelompok binaan Pusat Studi Pesisir dan Kelautan UB ini berhasil melakukan terobosan baru dengan memanfaatkan metode Continously Dinamic Mixing (CDM), yakni dengan memanfaatkan teknologi rumah kristalisasi garam yang dipadukan dengan metode pencampuran air secara bertahap. Penerapan metode ini memungkinkan produksi garam dilakukan sepanjang tahun, termasuk dalam musim penghujan.
“ Metode produksi garam dengan Greenhouse Salt Tunnel merupakan hasil kolaborasi LPPM UB melalui Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Brawijaya (PSPK-UB), Dinas Perikanan Kabupaten Malang, CV Nusantara Agro Mandiri, dan PT Kencana Tiara Gemilang yang dirangkai dengan Doktor Mengabdi,” kata Ketua Pelaksana Doktor Mengabdi Andi Kurniawan, Jumat (24/6/2022).
Andi menjelaskan metode ini bertujuan mendorong masyarakat untuk dapat memproduksi garam di Pantai Selatan Kabupaten Malang bahkan saat musim hujan. “Produksi garam dengan GST memiliki kualitas NaCl diatas 95% atau setara kualitas garam K-1, dan berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut untuk memproduksi garam industri “on farm” atau tanpa proses lanjutan, “lanjutnya.
Area produksi garam di Pansela Malang ini memiliki luas kurang lebih 2000 m2 dimana dapat dibangun 12 konstruksi GST. Luasan 1 unit GST berukuran 84 meter2. Dari 12 konstruksi GST yang dibangun, 8 konstuksi GST digunakan untuk proses peminihan dan 4 konstruksi GST digunakan untuk proses kristalisasi garam. Selain itu, juga terdapat 6 tandon air yang digunakan untuk menyimpan air bahan baku produksi garam. Dari 4 konstruksi GST kristalisasi, masing-masing GST mampu memproduksi kurang lebih 400 kg garam (0,4 ton) dalam satu kali panen. Dengan penerapan metode CDM dalam konstruksi GSI ini, panen garam dapat dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Hasil panen garam yang didapat akan didistribusikan untuk memenuhi peluang pasar lokal yang ada, terutama untuk garam dalam sektor perikanan dan sektor peternakan. Pengembangan lebih lanjut dari kegiatan ini, adalah diversifikasi produk berupa produk-produk olahan garam seperti garam spa, garam kosmetik dan beberapa produk turunan garam lainnya. Secara umum, inisiasi dan pengkreasian produksi garam ini merupakan bagian dari tujuan jangka panjang untuk mengembangkan konsep Integrated Coastal Edutourism (ICE) yang memadukan produksi garam dalam pengembangan ekowisata dan edukasi di Pansela Kabupaten Malang.(sdk)