KANAL24, Semarang – Minggu (22/9/2019) sore ruas utama jalan Kota Lama Semarang ditutup untuk kendaraan karena noni-noni Belanda, perempuan-perempuan Jawa, China dan Arab bakal melintas. Bersama beberapa komunitas mereka berjalan beriringan dari jalan Ronggowarsito sampai jembatan Mberok di ujung jalan Pemuda.
Ribuan masyarakat dari berbagai penjuru pun berbaris berjajar di sepanjang jalan itu, siap menyambut kedatangan noni-noni Belanda, perempuan-perempuan Jawa, China dan Arab di Little Netherland tersebut. Benar saja, sesaat setelah adzan ashar dikumandangkan yang ditunggu-tunggu akhirnya menampakkan diri. Pakaiannya kemerlap warna-warni layaknya cewek-cewek Belanda, China bahkan Arab. Mereka pun sempat menampilkan tradisi negara-negara itu.
“Ini orang Belanda, China dan Arab cap Jawa. Itu cuma pakaiannya saja, mereka orang sini, warga Semarang dan sekitarnya yang meramaikan Indische Parade,” kata Yeru Salimianto, Ketua Panitia Festival Kota Lama Semarang.
Indische Parade merupakan bagian menjelang akhir dari festival kota lama ke 8 yang telah diselenggarakan sejak tanggal 12 September kemarin. Yeru mengatakan kehadiran orang-orang berpakaian noni-noni Belanda maupun perempuan-perempuan Jawa, China dan Arab merupakan representasi keragaman Kota Semarang.
“Berkat mengusung keberagaman tersebut festival tahun ini pengunjungnya melonjak luar biasa dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini sekitar 70 ribu orang hadir ke sini,” katanya.
Indische Parade itu juga diikuti komunitas Volkswagen, Vespa, sepeda tua sampai peragaan kostum Semarang Night Carnival. Melihat antusiasme masyarakat serta semangat para pengisi acara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyaksikan di seberang Taman Srigunting mengatakan tahun depan pertunjukan dan hiburannya harus lebih luar biasa agar semakin mengundang banyak wisatawan.
“Sehingga lebih Cantik. Maka kita atur lagi agar lebih banyak atraksi. Tahun depan harus lebih lher, lebih sangar lagi. Saya ingin ada pertunjukan kelas internasional. Kalau perlu kita undang kota lama-kota lama di seluruh dunia,” katanya.
Ganjar mengatakan sejak hari pertama dia selalu mengikuti perkembangan acara Festival Kota Lama itu. Bahkan beberapa hari terakhir dia beberapa kali menengok dengan jalan kaki maupun bersepeda.
“Untuk tahun depan langsung siapkan. Panitia tahun depan. Maka evaluasi. Saya harapkan lebih ramai lagi sehingga kota lama semakin membahagiakan,” katanya.
Ganjar juga mengatakan agar di tengah kemeriahan Festival tersebut jangan sampai ada narasi-narasi negatif yang bisa memperkeruh suasana maupun estetika acara.
“Saya titip, mari kita kembangkan narasi positif. Kritik boleh, tapi nyinyir jangan. Apalagi fitnah. Saya harap panitia bisa memprofil semuanya,” katanya.(sdk)