KANAL24, Malang – Santri masa depan adalah santri social preneur, disampaikan oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Nuhfil Hanani pada webinar dalam rangka Hari Santri Nasional sekaligus Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) Ke 17, selasa (10/11/2020).
Menurutnya, saat ini potensi santri dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia. Sebagai santri social preneur, seorang santri bukan hanya berdakwah menyampaikan ajaran islam, melainkan juga dapat berwirausaha dan mengembangkan ekonomi masyarakat dengan membuka lapangan kerja.
“Mengadopsi World Economic Forum 2016, ada beberapa skill yang harus dimiliki seorang santri seperti fundamental literasi meliputi kemampuan membaca, berhitung, scientific, literasi budaya dan cinta terhadap negaranya. Lalu, memiliki kompetensi berpikir kritis, berpikir kreatif, mampu berkomunikasi, berkolaborasi dan tidak kalah pentingnya adalah kemampuan entrepreneur. Kemudian santri memiliki karakter yang selalu ingin tahu, punya inisiatif, gigih, mampu beradaptasi, leadership, dan memiliki kepekaan social,” jelas Nuhfil.
Lanjutnya, setelah memiliki kompetensi-kompetensi diatas, maka mekanisme yang dapat dilakukan yakni melalui pendidikan vokasi selama 2 tahun. Menurut Mantan Dekan Fakultas Pertanian UB itu, selama proses pembelajaran ini, santri dapat diberikan materi tentang teori, praktikum, magang, dan usaha mandiri.
“Harapan saya kalau ini Pemerintah peduli, memberikan biaya kepada pesantren-pesantren untuk memberikan beasiswa kepada santri-santrinya memperoleh pendidikan vokasi selama 2 tahun maka akan menciptakan lapangan kerja dari kalangan santri, menciptakan agen pengembangan entrepreneur masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru binaan santri preneur, percepatan pembangunan ekonomi pedesaan, dakwah islam berjalan seiring dengan peningkatan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan tingkat partisipasi pendidikan tinggi,” tandasnya. (Meg)