KANAL24, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat untuk mewaspadai ajakan investasi menggunakan influencer atau figur yang memberikan pengaruh kepada calon investor karena berpotensi ilegal.
“Hati-hati, kalau mau bertanya legal atau ilegal tanyakan ke OJK,” kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara dalam webinar di Jakarta, Senin (7/9/2020) seperti dilansir dari kantor berita Antara.
Menurut dia, tidak salah mengikuti tren para influencer , namun ia mengingatkan masyarakat termasuk kalangan generasi muda yang berminat memulai investasi tetap berhati-hati karena ada beberapa produk investasi ilegal yang menggunakan figur publik.
Tak jarang, lanjut dia, investasi ilegal itu juga memuat pernyataan-pernyataan dari tokoh publik tersebut sehingga seolah-olah ia memperkenalkan produk investasi yang ternyata bodong.
Untuk berinvestasi secara aman, lanjut dia, ada beberapa langkah yang harus dilakukan di antaranya mengenali kebutuhan dan kemampuan.
“Kalau ingin sesuatu yang terbaik tidak salah, asal mampu. Untuk jangka panjang misalnya investasi emas itu naik terus tapi jangka pendek fluktuatif,” imbuhnya.
Ia mengimbau agar konsumen mengenali produk dan lembaga jasa keuangan yang menawarkan produk investasi itu.
Menurut Tirta tingkat pemanfaatan produk atau inklusi keuangan di Indonesia sudah mencapai 76 persen, namun tingkat pemahaman atau literasi keuangan masih rendah, yakni 38 persen.
“Artinya orang membeli produk investasi, mendapatkan akses keuangan, tapi dia tidak paham,” imbuhnya.
Langkah aman lain yakni dengan mengenali manfaat dan risiko, tidak hanya dilihat keuntungan semata karena semua produk investasi memiliki tingkat risiko dari kecil hingga besar.
“Risiko nol itu investasi di SBN (Surat Berharga Negara) karena yang menerbitkan adalah negara,” ujar Tirta.
Selain itu, imbuh dia, masyarakat diminta mengenali hak dan kewajiban dalam berinvestasi misalnya wajib menjaga kerahasiaan, misalnya, terkait nomor indentifikasi pribadi (PIN) yang harus diganti berkala dan dijaga aman.
Ia juga meminta masyarakat sebelum berinvestasi untuk memastikan produk investasi tersebut legal dan logis (2L), khususnya pada produk investasi yang menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dan dalam waktu singkat, menjanjikan bonus dari perekrutan anggota baru.
Selain itu waspadai juga produk investasi yang memanfaatkan tokoh agama atau tokoh masyarakat, klaim tanpa risiko, legalitas yang tidak jelas, dan janji aset aman dan jaminan pembelian kembali.(sdk)