Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

OJOK WADULAN

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
August 4, 2023
in Ekonomi
0
125
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Dalam pengertian bahasa Indonesa kata wadul berarti mengadu atau mengeluh. Namun apabila mendapatkan tambahan akhiran “an” menjadi wadulan maka maknanya bisa berarti suka mengadu domba. Namun uniknya mengapa domba yang dijadikan diksi untuk mendampingi kata adu atau mengadu. Apa salah domba ?. Ternyata dalam sejarahnya masyarakat kita dalam berbagai kesempatan suka sekali mengadu domba, suatu hewan domestik pada masyarakat agraris. Hewan domba selain sebagai hewan piaraan penghasil daging, namun juga dijadikan sebagai bagian dari kesenangan dan hobi dari seni adu ketangkasan yang dipentaskan dan kemudian berkembang menjadi tradisi dalam masyarakat agraris seperti Indonesia ini.

Wadul dalam pengertian mengaduh atau mengeluh dapat bermakna positif dan negatif, tergantung pada apa konten yang disampaikan dan kepada siapa seseorang menyampaikan aduan. Wadul akan bermakna positif jika konten yang diadukan adalah sebuah kebaikan. Maka ini dapat berarti laporan seseorang kepada orang lain yang lebih tinggi dalam jabatan. Demikian pula kepada siapa “wadul” itu disampaikan. Jika disampaikan kepada Allah, maka hal ini bermakna sangat positif bagi seseorang. Karena memang manusia memiliki kelemahan maka pantaslah manusia selalu memgadukan persoalan yang dihadapinya kepada Allah sebab hanya Allah-lah tempat semua manusia mengaduh dan mengeluhkan setiap permasalahan dan persoalan hidupnya. Bahkan bagi manusia yang tidak pernah dan tidak mengadukan persoalannya kepada Allah Tuhan Semesta alam ini maka mereka dapat dikategorikan sebagai manusia yang sombong yang merasa tidak membutuhkan Allah dalam kehidupannya dan merasa bahwa dirinya mampu menyelesaikannya sendiri. Hal ini tentu sangatlah dilarang dalam agama.

Allah swt mengajarkan pada setiap hambaNya agar manusia yang beriman selalu “wadul, mengadu” ke Allah swt setiap harinya melalui shalat, sebagaimana terungkap dalam bacaan Alfatihah yang dibaca, “iyyaaka na’budu, waiyyaaka nasta’iin”. Sehingga setiap hamba mengucapkan kalimat itu, Allah swt menjawabnya dengan jawaban dalam hadist qudsi : 

هذا بيني وبين عبدي، ولعبدي ما سأل

“Ini antaraKu dan antara hambaku. Dan untuk hambaKu apa yang dia minta”.

Hal ini memberikan pengertian bahwa kalimat  “iyyaaka na’budu, waiyyaaka nasta’iin” adalah deklarasi seorang hamba yang memiliki kesadaran penuh bahwa Allah swt adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan manusia mengabdi kepadaNya saja, tidak terhadap yang lainnya. Kalimat tersebut juga merupakan pernyataan sadar bahwa dirinya adalah seorang makhluk yang lemah dan terbatas sehingga hanya kepada Allah swt sajalah manusia meminta dan mengaduh kan segala urusan. Sehingga masyarakat Jawa kemudian menyatakan dengan ungkapan, “wadulo marang Gusti Allah”.

Namun jika wadul (mengadu, mengeluh) disampaikan kepada manusia maka perilaku ini berubah menjadi bermakna negatif karena manusia tidaklah pantas mengadu dan menyampaikan keluuhannya kepada manusia. Sebab manusia juga memiliki kelemahan dan keterbatasan yang sama. Mengadu kepada manusia sebenarnya memberikan beban tambahan lain kepada orang lain karena mereka sebenarnya juga memiliki persoalan dan permasalahan yang sama dan tidak sedikit. Serta mengeluh pada manusia adalah suatu tindakan yang tidak pada tempatnya bahkan menyalahi komitmen hariannya yang menyatakan “iyyaaka nasta’in” dalam setiap bacaan fatihah yang diucapkannya saat shalat.

Namun jika wadul ditambah akhiran “an” maka menjadi wadulan. Maka pengertiannya akan menjadi suka mengadu domba, maka pada terminologi yang kedua ini, maknanya menjadi negatif. Sebab dalam diksi wadulan ada unsur makna negatif yang kandung didalamnya yaitu unsur fitnah dan  ghibah. Bahkan dalam kata wadulan ini memberikan sebuah kesan bahwa si pelakunya (yang suka wadul) adalah seorang yang lemah, tidak berdaya, mudah pesimis, powereless atas potensi diri yang dimilikinya dan suka menebarkan berita jelek, buruk dan negatif.

Orang yang suka wadulan adalah orang yang suka menebarkan berita buruk dengan tujuan untuk mengadu domba antar orang lain yang dia berusaha mendapatkan keuntungan dari dampak yang dihasilkan dari peristiwa itu. Dalam mencapai maksud adu domba itu maka si pelaku melakukan ghibah yaitu membicarakan kejelekan orang lain yang sangat mungkin mengandung fitnah (berita yang tidak seperti pada kenyataannya) dan kemudian menebarkannya pada orang lain dengan maksud agar orang lain berpikiran buruk dan bersikap negatif atas orang yang dimaksud sehingga membencinya. Dengan sikap yang demikian seberapa banyak dosa dan kesalahan yang telah diperbuat oleh orang yang mengadu domba tersebut.

Karena itulah mekanisme cerdas yang disampaikan oleh Allah swt sebagai solusi atas persoalan demikian adalah melalui mekanisme Tabayyun  yaitu cross check, menanyakannya langsung persoalan yang dimaksud terhadap orang yang bersangkutan sehingga tidak terjadi salah paham dan berdampak negatif yang lebih buruk. Sebagaimana disampaikan dalam Firman Allah swt  :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. ( Al-Hujurat : 6)

Karena itu jauhilah ghibah, fitnah dan adu domba sebab hal demikian merusak hubungan sosial dan tatanan kemanusiaan yang harmonis. Namun budayakanlah keterbukaan dan tabayyun atas berbagai persoalan yang dipermasalahkan. Jangan mudah menyebarkan informasi apapun baik yang disukainya ataupun tidak disukainya. Menyampaikan informasi atau berita atas diri orang lain sekalipun benar akan menjadi ghaibah karena tidak berada dihadapan orang yang bersangkutan, sementara menyebarkan berita jika tidak benar dengan kenyataannya maka akan menjadi fitnah bagi orang lain. Kedua perbuatan ini termasuk sebuah tindakan dosa yang harusnya dijauhi oleh seorang muslim yang baik. Karena itu, tahanlah omongan, ojok wadulan ‼.

Semoga Allah swt selalu membimbing setiap tindakan kita, semoga Allah swt mengampuni dosa kita dan memberikan kesabaran atas persoalan apapun yang kita hadapi. Semoga Allah swt meridhoi kita. Aamiiiin….
 

KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar

Post Views: 1,341
Previous Post

JAPFA Ekspor Pakan Ternak Ke Timor Leste Hingga 1.000 Ton

Next Post

Nias Pro International Surfing Suguhkan Atraksi Ombak Terbaik di Dunia

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

Nias Pro International Surfing Suguhkan Atraksi Ombak Terbaik di Dunia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
DreadOut 3 Siap Rilis, Ini Spesifikasinya!

DreadOut 3 Siap Rilis, Ini Spesifikasinya!

June 15, 2025
Pengunjung Kagumi Coklat Swan Racikan Chef Sakti

Pengunjung Kagumi Coklat Swan Racikan Chef Sakti

June 15, 2025
Cinta Yang Mendamba

Cinta Yang Mendamba

June 15, 2025
Lulus Sarjana Usia 20 Hingga Magister 340 Hari Warnai Wisuda UB Periode -12

Lulus Sarjana Usia 20 Hingga Magister 340 Hari Warnai Wisuda UB Periode -12

June 15, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023