KANAL24, Jakarta – Dua badan usaha milik negara PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sepakat kerjasama untuk pengelolaan energi nasional dengan mengolah bahan energi alternatif.
PTBA selaku penyedia batubara nasional akan bersinergi dengan Pertamina untuk mengubah materi batubara menjadi metanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Menteri BUMN , Erick Thohir, mengatakan kerja sama Pertamina dan Bukit Asam menjadi sebuah terobosan baru dalam dunia energi nasional. Sebab selama ini batubara hanya menjadi komonitas mentah yang diekspor keluar negeri. Dengan kerja sama ini, diharapkan Indonesia tak sekadar lagi berorientasi ekspor barang mentah melainkan produsen produk energi alternatif untuk konsumsi dalam negeri hingga ekspor ke mancanegara.
Menurut Erick, sudah seharusnya bangsa Indonesia mengubah pola pikir tak hanya sekadar ekspor barang mentah. Indonesia harus punya terobosan dalam mengelola komoditasnya sendiri untuk dijadikan sumber energi alternatif.
“Pengembangan ini sangat baik bagi potensi ketahanan energi kita kedepan. Batu bara yang selama ini merupakan komoditas mentah bisa diolah menjadi produk dalam hal ini methanol. Jadi dari operientasinya proyek menjadi produk,” kata Erick di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Kerja sama yang melibatkan Bukit Asam dan Pertamina akan secara mutualisme menghasilkan keuntungan bagi kedua BUMN. Bukit Asam selaku penyedia sumber batubara akan diserap produksinya oleh Pertamina. Sedangkan Pertamina akan mendapatkan komoditas energi alternatif gasoline A20, yang merupakan ekuivalen dari Diesel B20. Pertamina dan Bukti Asampun sedang menyelesaikan finalisasi dari harga penjualan dan pembelian batu bara yang disepakati.
Bukti Asam akan menyuplai volume batubara kepada Pertamina dengan harga yang telah disepakati. Sebaliknya, Pertamina akan membeli produk Bukit Asam dengan harga kesepakatan pula. Kerja sama ini sudah melalui sejumlah kajian yang komprehensif dari sejumlah pakar dan ahli energi. Perjanjian ini akan mulai berlaku selama dua tahun kedepan.
“Kita harapkan dengan sinergi dan inovasi pengelolaan energi ini, ketahanan dalam hal energi kita semakin baik. Kita bisa mandiri dalam pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang kita miliki bukan sekadar proyek melainkan produk yang mesti kita manfaatkan sekaligus jaga bersama,” pungkas Erick.(sdk)