Kanal24 – Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan fisik maupun mental. Saat malam tiba dan tubuh beristirahat, berbagai proses penting terjadi—mulai dari pemulihan otot, penguatan sistem imun, hingga pemrosesan informasi oleh otak.
Namun, tidak semua orang mendapatkan tidur ideal. Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa sekitar 4 dari 10 orang dewasa tidur kurang dari tujuh jam per malam selama hampir satu dekade terakhir. Hal ini tentu menjadi perhatian, mengingat kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, gangguan mental, dan penurunan produktivitas.
Baca juga:
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Pakar UB : Jangan Panik!
Olahraga: Solusi Alami untuk Tidur Lebih Baik
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara teratur dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas tidur. Tak hanya membuat tubuh lelah secara fisik, aktivitas ini juga berperan dalam meningkatkan kadar melatonin, hormon alami yang mengatur siklus tidur-bangun (ritme sirkadian).
Menurut Dr. Eric Olson dari Mayo Clinic dan American Academy of Sleep Medicine, banyak orang melaporkan tidur lebih cepat dan nyenyak setelah berolahraga. “Latihan fisik membantu tubuh untuk rileks, menurunkan stres, dan memperbaiki suasana hati—semuanya mendukung tidur yang lebih efektif,” ujarnya.
Peran Suhu Tubuh dan Waktu Olahraga
Salah satu mekanisme penting yang membantu seseorang tidur setelah berolahraga adalah penurunan suhu tubuh inti. Setelah aktivitas fisik, tubuh akan secara alami mengalami penurunan suhu yang menandakan waktunya beristirahat.
Dr. Sara E. Benjamin dari Johns Hopkins Center for Sleep and Wellness menyarankan agar memberi jeda sekitar 60–90 menit antara waktu olahraga dan tidur. Ini memberi kesempatan bagi tubuh untuk mendingin dan bersiap masuk ke fase tidur.
Tidak perlu khawatir soal waktu olahraga. Baik pagi, siang, maupun malam, semua tetap bermanfaat. Yang penting, perhatikan jeda waktu sebelum tidur.
Olahraga untuk Gangguan Tidur
Bagi mereka yang menderita insomnia atau sleep apnea, olahraga juga bisa menjadi bagian dari strategi penanganan. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan—salah satu faktor risiko utama pada sleep apnea. Selain itu, olahraga ringan seperti yoga juga dapat meredakan stres dan ketegangan otot yang mengganggu tidur.
Namun, setiap orang punya respons berbeda. Beberapa individu dengan sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome) perlu mengevaluasi jenis dan intensitas olahraga agar tidak memperburuk gejala.
Baca juga:
Tenangkan Jiwa dengan Langkah Mindful Living
Luar Ruangan Lebih Baik
Jika memungkinkan, pilih olahraga di luar ruangan. Paparan sinar matahari membantu menyesuaikan ritme sirkadian, sehingga tubuh lebih mudah tidur di malam hari. Ini menjadi tambahan manfaat selain kebugaran fisik dan peningkatan suasana hati.
Kualitas tidur yang baik tidak hanya bergantung pada rutinitas malam, tetapi juga aktivitas sepanjang hari. Menjadikan olahraga sebagai bagian dari kebiasaan harian adalah langkah efektif untuk tidur lebih nyenyak secara alami.
Mulailah dengan aktivitas ringan jika Anda pemula, dan perhatikan respons tubuh. Seiring waktu, tidur Anda akan menjadi lebih lelap, dan tubuh pun lebih bugar. (zid)