Kanal24, Malang — Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB) pada Rabu (29/07/20205) menjadi saksi pembukaan Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2025 yang diselenggarakan oleh Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI). Gelaran ke-10 ini diikuti oleh ratusan mahasiswa vokasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan membawa ide-ide segar dan inovatif yang diharapkan mampu menjawab tantangan industri dan pembangunan berkelanjutan.
Hadirkan Talenta Vokasi dari Seluruh Nusantara
Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.A.B., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Vokasi UB, mengungkapkan bahwa OLIVIA 2025 menjadi ajang prestisius yang melibatkan seleksi panjang dari ribuan proposal.
Baca juga:
Siswa Wonoagung Belajar Emosi dan Wirausaha Bareng FISIP UB

“Untuk OLIVIA 2025 ini, ada 1.043 proposal yang diajukan oleh mahasiswa vokasi dari seluruh Indonesia. Setelah melalui proses seleksi ketat, kini terpilih sekitar 400 kelompok mahasiswa yang hadir di UB untuk mempresentasikan karya terbaik mereka di 7 kategori lomba dengan 24 cabang,” ujar Kholid.
Lebih lanjut, Kholid menegaskan bahwa tujuan utama penyelenggaraan OLIVIA bukan hanya menghasilkan pemenang, melainkan juga menumbuhkan talenta-talenta unggul di bidang vokasi.
“Harapan kami, para peserta tidak hanya berkompetisi, tetapi juga menunjukkan kompetensi nyata mereka. Topik yang diusung adalah inovasi sebagai alternatif solusi pembangunan berkelanjutan. Dari ide bisnis plan, aplikasi digital, desain grafis, hingga pengembangan di bidang hospitality, semua diharapkan berkontribusi bagi kebutuhan industri dan pembangunan Indonesia,” tambahnya.
Kholid juga menyampaikan bahwa prestasi dari OLIVIA akan dicatat dalam sistem merit nasional (SIMKATMAWA), yang memberi pengakuan resmi bagi perguruan tinggi pengirim peserta. “Ini menunjukkan bahwa OLIVIA memiliki bobot yang sangat penting, karena hampir seluruh program studi vokasi di Indonesia terlibat di dalamnya,” tegasnya.
Rektor UB Tekankan Pentingnya Ekosistem Industri
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menekankan pentingnya dukungan nyata terhadap pendidikan vokasi untuk memperkuat industrialisasi di Indonesia.
“Pendidikan vokasi sering dipandang sebagai pilihan kedua setelah akademik. Padahal, vokasi justru memiliki keunggulan pada keterampilan praktis yang link and match dengan kebutuhan industri. Sekitar 80 persen lulusan vokasi sudah terserap ke dunia industri, dan ini membuktikan relevansinya,” ungkap Prof. Widodo.
Ia juga menjelaskan rencana UB untuk memperluas fasilitas pendidikan vokasi, termasuk pembangunan kampus baru di Kepanjen. “Kami sedang menyiapkan lahan sekitar 30 hektar untuk pusat pengembangan vokasi, laboratorium representatif, dan program studi baru, terutama yang terkait artificial intelligence, digitalisasi, serta teknologi masa depan. Tahun ini saja sudah kami alokasikan Rp115 miliar untuk pembangunan gedung pertama,” paparnya.
Lebih jauh, Prof. Widodo menyoroti bahwa ekosistem industri di Indonesia perlu diperkuat agar lulusan vokasi dapat berkontribusi lebih maksimal.
“Industri tidak akan maju tanpa ekosistem yang baik. Pemerintah perlu mendukung dengan regulasi, bahan baku, dan investasi yang mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Jika tidak, kita akan selalu bergantung pada teknologi luar negeri, dan ini menciptakan missing link antara pendidikan dan kebutuhan industri nasional,” jelasnya.

Baca juga:
UB Siap Jadi Tuan Rumah Olimpiade Vokasi Nasional ke-10
Menuju Indonesia Industri yang Berdaya Saing
Dengan kehadiran ribuan peserta, OLIVIA 2025 diharapkan menjadi tonggak lahirnya inovator muda dari kalangan vokasi. Ajang ini bukan hanya kompetisi, melainkan wadah kolaborasi antara mahasiswa, perguruan tinggi, dan industri.
Seperti disampaikan Prof. Widodo, pembangunan kampus baru UB di Kepanjen juga diharapkan menjadi katalis bagi lahirnya generasi vokasi yang unggul di bidang teknologi masa depan. “Jika fasilitas memadai dan ekosistem industri terbentuk, lulusan vokasi tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga wirausahawan yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Melalui OLIVIA 2025, optimisme terhadap masa depan pendidikan vokasi Indonesia kian menguat. Tidak sekadar mencetak pemenang lomba, ajang ini mencetak generasi yang siap memimpin inovasi dan menjawab tantangan global. (nid/dpa)