Kanal24, Malang – Di tengah tantangan ketahanan pangan nasional dan kebutuhan akan sumber daya manusia peternakan yang siap industri, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengambil langkah memperkuat jembatan antara ruang akademik dan dunia kerja. Melalui kegiatan One Day Poultry Talks CPI for UB yang digelar Senin (10/11/2025) di Auditorium Lantai 8 Fapet UB, fakultas ini mendorong percepatan transformasi pendidikan peternakan agar lebih responsif terhadap kebutuhan industri perunggasan yang terus berkembang.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menegaskan arah baru kolaborasi strategis antara kampus dan korporasi. Di tengah derasnya disrupsi teknologi dan kebutuhan tenaga profesional di sektor pangan, kerja sama antara Fapet UB dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) menjadi upaya mencetak lulusan yang tidak hanya unggul di atas kertas, tetapi juga tangguh di lapangan—lulusan yang paham teori, piawai praktik, dan siap menjadi penggerak industri peternakan masa depan.
Baca juga:
FH UB Luncurkan Aplikasi BeLA, Terobosan Bantuan Hukum Digital Berbasis AI

Perguruan Tinggi dan Industri Harus Berjalan Seiring
Dekan Fapet UB, Prof. Dr. Ir. Muhammad Halim Natsir, menegaskan bahwa hubungan antara perguruan tinggi dan industri harus berjalan beriringan. Menurutnya, mahasiswa perlu memahami teori akademik dan juga harus mengenal dinamika dan kebutuhan dunia kerja di industri.
“Perguruan tinggi harus berbanding lurus dengan industri, karena stakeholder utama kita adalah dunia industri. Lulusan kita nantinya akan banyak bekerja di sana. Karena itu, kami ingin mendekatkan mahasiswa secara langsung dengan pihak industri,” ungkapnya.
Prof. Halim menjelaskan bahwa selama ini kolaborasi dengan industri lebih banyak melibatkan dosen, sehingga melalui kegiatan seperti One Day Poultry Talks ini, mahasiswa bisa berinteraksi langsung dan mempelajari bagaimana dunia kerja sebenarnya. Ia berharap kegiatan ini dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum lulus.
Selain diskusi, Prof. Halim juga mengungkapkan bahwa PT Charoen Pokphand Indonesia turut memberikan beasiswa kepada mahasiswa dengan beberapa kriteria, yakni berasal dari keluarga kurang mampu, diutamakan dari Jawa Timur, serta memiliki prestasi akademik yang baik. Kuota beasiswa diberikan secara bertahap, delapan mahasiswa setiap semester.
Beasiswa dan Magang sebagai Jalan Menuju Profesionalisme
Program beasiswa ini, menurut Prof. Halim bersifat finansial dan juga membuka kesempatan interaksi langsung antara mahasiswa dan industri. Mahasiswa penerima beasiswa akan memperoleh kesempatan mengikuti kegiatan magang di perusahaan mitra serta berpotensi direkrut setelah lulus.
“Harapannya, mahasiswa menerima bantuan biaya pendidikan dan juga dapat mengenal dunia kerja secara langsung dan menunjukkan potensi diri mereka. Ke depan, kami juga sedang menyiapkan program magang enam bulan bagi mahasiswa tingkat akhir dengan dukungan biaya hidup,” jelasnya.
Selain itu, Fapet UB terus memperluas kerja sama dengan CPI melalui berbagai inisiatif seperti penyediaan bank ayam dan telur, pengembangan Maverick Mark untuk pelatihan bisnis, serta hibah penelitian di bidang peternakan unggas. Dalam jangka panjang, fakultas juga berencana membangun teaching farm ayam broiler yang akan menjadi pusat pelatihan berbasis praktik bagi mahasiswa.
Inovasi Unggas Hias dan Potensi Ekonomi Baru
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini yang dinilainya mampu membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara akademik dan industri. Ia menilai, Fakultas Peternakan UB berhasil menghadirkan kegiatan yang fokus pada bidang riset dan juga memperkenalkan sisi kreatif dari dunia peternakan.
“Saya sangat terkesan melihat kekayaan ternak unggas kita, termasuk varietas merpati dan ayam hias yang luar biasa indah. Ini bisa menjadi alternatif pengembangan ekonomi baru bagi masyarakat dan mahasiswa,” ujarnya.
Menurutnya, pengembangan unggas hias memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik bersama masyarakat. Ia pun mendorong Fapet UB agar menjadikan sektor ini sebagai salah satu fokus pengembangan inovatif di masa mendatang, di samping riset pada ayam pedaging dan ayam petelur.
Komitmen Industri terhadap Dunia Akademik
Sementara itu, Benyamin Limi, Regional Head PT Charoen Pokphand Indonesia Jawa Timur, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung dunia pendidikan, terutama dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang siap bekerja di industri peternakan.
“Kami menyadari pentingnya kolaborasi antara industri dan akademik. Mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman langsung sebelum mereka lulus. Karena itu, kami membuka peluang magang, kuliah tamu, dan program beasiswa untuk mahasiswa Fapet UB,” jelas Benyamin.

Ia menambahkan, pemberian beasiswa tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus berprestasi dan tidak terkendala dalam menempuh pendidikan. “Kami ingin mereka bisa fokus belajar, berkembang, dan nantinya siap berkontribusi nyata di industri peternakan nasional,” ujarnya.
Langkah Konkret Menuju Hilirisasi SDM Peternakan
Melalui One Day Poultry Talks CPI for UB, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sinergi akademik dan industri sebagai langkah strategis menuju hilirisasi sumber daya manusia di bidang peternakan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum berbagi ilmu dan pengalaman, tetapi juga membuka kesempatan nyata bagi mahasiswa untuk terlibat dalam dunia kerja secara langsung. Sinergi yang terbangun antara Fapet UB dan PT Charoen Pokphand Indonesia menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri dapat saling menguatkan demi kemajuan sektor peternakan nasional. (nid/dht)










