Kanal24, Malang – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya memastikan bahwa dua blok tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, telah kembali beroperasi setelah melalui masa penghentian sementara akibat insiden longsor beberapa waktu lalu. Kepastian ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), Tri Winarno, yang menegaskan bahwa aktivitas penambangan di kedua blok tersebut telah berjalan kembali meski belum optimal.
Tri menjelaskan bahwa produksi dari dua blok itu masih dalam skala terbatas, sekitar 600 ribu ton per tahun. Angka tersebut belum mendekati kapasitas maksimal PTFI, mengingat masih ada area strategis lain seperti Grasberg Block Cave (GBC) yang belum dapat kembali beroperasi. Pemerintah menegaskan bahwa keselamatan pekerja menjadi prioritas utama, sehingga pembukaan kembali GBC baru bisa dilakukan setelah seluruh audit teknis dan mitigasi risiko diselesaikan.
Baca juga:
Industri Logistik Dukung Kebijakan Zero ODOL Nasional
Insiden Longsor dan Dampaknya bagi Industri
Insiden longsor yang menimpa area tambang GBC sebelumnya memberikan dampak signifikan terhadap operasi penambangan PTFI. Longsor terjadi pada September 2025 dan menyebabkan gangguan besar pada aktivitas bawah tanah, sekaligus memaksa perusahaan menghentikan sementara sebagian besar kegiatan operasional. Pemerintah kemudian menurunkan tim investigasi untuk melakukan audit menyeluruh pada struktur tambang bawah tanah, termasuk stabilitas geologi dan keamanan terowongan.
Gangguan operasional ini berimbas pada terhambatnya produksi tembaga dan emas, yang diperkirakan dapat menurun hingga sekitar 30 persen pada tahun mendatang. Selain itu, penurunan aktivitas juga memengaruhi pendapatan negara dari bagi hasil tambang, serta aliran pasokan bagi fasilitas pengolahan seperti smelter yang dikelola Freeport di Gresik.
Pemerintah mengakui bahwa situasi ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat PTFI merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar melalui ekspor mineral dan pemrosesan hilirisasi. Oleh karena itu, proses pemulihan operasi menjadi perhatian lintas sektor, tidak hanya terkait keselamatan tambang tetapi juga kontribusi ekonomi nasional.
Pemulihan Bertahap dan Prioritas Keselamatan
Walaupun dua blok telah kembali beroperasi, pemerintah tetap berhati-hati dalam menentukan langkah pembukaan area GBC yang merupakan tulang punggung operasi bawah tanah PTFI. Audit teknis yang berlangsung menyangkut aspek geologi, manajemen risiko longsor, serta pemeliharaan sistem penahan struktur batuan.
Menteri ESDM sebelumnya menegaskan bahwa tidak ada batas waktu tertentu dalam pengambilan keputusan pembukaan kembali GBC. Hal ini karena risiko longsor susulan masih perlu dikaji, dan pemerintah tidak ingin terburu-buru mengorbankan aspek keselamatan. Selain audit internal perusahaan, pemerintah juga melibatkan lembaga independen untuk memberikan penilaian objektif atas kelayakan operasi GBC.
Di saat yang sama, kegiatan reklamasi di area tambang terbuka Grasberg, yang telah ditutup sejak 2020, tetap berjalan. Upaya ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan, sekaligus memastikan area tambang memenuhi standar green mining.
Kontribusi dan Proyeksi Pemulihan Produksi
Meskipun operasi dua blok sudah berlangsung, produksi terbatas membuat dampak pemulihan nasional belum dapat dirasakan secara penuh. Keterbatasan suplai berdampak pada beberapa aspek:
- menurunnya penerimaan negara,
- tertundanya target produksi perusahaan,
- hingga perlambatan distribusi konsentrat ke fasilitas pengolahan dalam negeri.
Namun, pemerintah tetap optimistis bahwa produksi Freeport dapat pulih secara bertahap. Proyeksi pemulihan penuh diperkirakan dapat tercapai pada 2027, seiring dengan perbaikan struktur tambang dan pemulihan sistem operasional di GBC. PTFI sendiri telah menyusun beberapa skenario akselerasi produksi, sepanjang audit keselamatan menunjukkan hasil yang positif.
Dengan beroperasinya kembali DMLZ dan Big Gossan, tambang Freeport menunjukkan sinyal awal pemulihan setelah mengalami gangguan besar akibat longsor. Pemerintah menekankan bahwa keselamatan pekerja dan mitigasi risiko tetap menjadi fondasi keputusan pembukaan seluruh area tambang. Meskipun produksi belum maksimal, langkah ini membawa harapan bahwa industri tambang nasional dapat kembali menguat, sekaligus menjaga kontribusi penting Freeport terhadap ekonomi Indonesia.
Jika Anda ingin, saya bisa membuat versi berita yang lebih teknis, lebih naratif, atau dengan gaya majalah ekonomi. (nid)










