KANAL24, Jakarta – Untuk memperluas layanan, platform pembayaran dan layanan keuangan digital OVO milik PT Visionet Internasional, Lippo Group, menjalin kerjasama dengan PT Pegadaian (Persero). Sekaligus mendorong pertumbuhan dan pemerataan inklusi keuangan nasional yang baru mencapai 76 persen.
Sinergi ini berpotensi menggaet lebih dari 13,4 juta nasabah Pegadaian (Persero) ke dalam ekosistem keuangan digital yang terintegrasi. Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengatakan Pegadaian menjadi institusi keuangan non bank yang sangat potensial lantaran jumlah nasabahnya yang sangat besar.
Jumlah nasabah Pegadaian yang besar itu diharapkan dapat meningkatkan transaksinya secara digital melalui aplikasi OVO. “Nasabah Pegadaian dan pengguna OVO kini dapat bertransaksi secara non tunai dengan lebih aman, nyaman dan mudah. Ini sejalan dengan visi OVO untuk menghadirkan akses keuangan digital yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Karaniya di Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto menambahkan, melalui kerjasama ini diharapkan nasabah Pegadaian dapat melakukan transaksi keuangan melalui OVO seperti pembayaran, top-up , serta pencairan ( disbursement ). Kerjasama ini juga akan meliputi program pendaftaran, registrasi, dan upgrade OVO sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip KYC ( know-your-customer ) OVO.
“Kerjasama dengan OVO akan meningkatkan akses nasabah Pegadaian ke dalam ekosistem keuangan digital nasional yang terus berkembang. Pegadaian perlu memastikan pemerataan akses terhadap sistem pembayaran modern yang terintegrasi, aman dan nyaman serta akuntabel,” kata Kuswiyoto.
Kedua belah pihak menyatakan terbuka untuk menggali potensi kerjasama dan sinergi lainnya untuk semakin meningkatkan layanan bagi nasabah keduanya. Kerjasama ini dipastikan dapat mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk bertransaksi non-tunai.
Berdasarkan data terakhir, OVO memproses 1 miliar transaksi dalam satu tahun secara real time , dengan peningkatan jumlah transaksi lebih dari 70 persen di tahun 2019. Kesepakatan antara OVO dan Pegadaian diyakini akan semakin meniadakan kesenjangan layanan keuangan berbasis teknologi bagi pengguna, bahkan yang tinggal di wilayah pelosok.
OVO berkomitmen untuk mendukung target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Oleh sebab itu sejak 2017, OVO terus berupaya menjadi solusi layanan finansial terpadu dan secara aktif mendukung Gerakan Nasional Non Tunai serta inovasi QRIS dari Bank Indonesia.
Sebagai upaya demokratisasi layanan keuangan digital, OVO secara menyasar lapisan masyarakat yang belum tersentuh kemudahan layanan keuangan modern ke dalam ekosistem ekonomi digital. Saat ini 28 persen pengguna OVO termasuk kategori underbanked . Di tahun 2019, OVO mencatat pertumbuhan jumlah nilai transaksi sejumlah 55 persen dan peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan sebesar lebih dari 40 persen.
“Strategi ekosistem terbuka yang dilakukan oleh OVO, secara signifikan mampu memperluas adopsi serta pertumbuhan jumlah merchant , khususnya pengusaha mikro, kecil dan menengah yang sebelumnya tidak tersentuh layanan keuangan modern,” ujar Karaniya. (sdk)