KANAL24, Klaten – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dibuat terpukau oleh penampilan ketoprak yang dimainkan oleh para pelajar di SD Krista Gracia Kabupaten Klaten, Minggu (15/9/2019). Tidak hanya karena penampilan anak-anak itu yang hebat, tata panggung, lighting dan penggunaan teknologi berupa video mapping membuat pertunjukan ketoprak itu semakin hidup.
Penampilan ketoprak anak dalam festival ketoprak pelajar Klaten tersebut memang tidak biasa. Geber atau background yang biasa dilihat dalam pementasan ketoprak, digantikan dengan lighting dan video mapping yang begitu indah.
Para pemain juga tidak hanya muncul dari samping kanan kiri panggung, namun sejumlah pemain muncul dari bawah panggung menggunakan hidrolik. Saat terjadi perang, para pemain juga ada yang beterbangan di atas seperti sedang bertarung di langit.
“Ini keren sekali, luar biasa. Ini yang saya inginkan sejak lama. Hebatnya lagi, kreasi ini dibuat oleh anak-anak muda, para pelajar lagi,” kata Ganjar.
Penggunaan teknologi dan juga kreasi tata panggung yang hebat itu lanjut Ganjar selama ini belum dilakukan oleh para pemain ketoprak senior. Penampilan ketoprak selama ini masih manual dan menggunakan geber untuk setting cerita.
“Kalau yang senior-senior mau menggunakan teknologi seperti saat ini, maka tontonannya akan luar biasa. Ini saja para pemainnya masih anak-anak, sudah sangat bagus meskipun mereka amatir. Bayangkan kalau yang bermain adalah profesional, dengan tata panggung dan penggunaan teknologi seperti ini, pasti akan luar biasa,” tegasnya.
Apalagi lanjut dia, dari sekian banyak penonton, adalah mereka yang masih remaja. Dan ternyata, penampilan ketoprak modern itu mampu membuat penonton antusias.
“Tadi saya lihat dan dengar sendiri, begitu meriahnya sambutan penonton yang didominasi anak muda. Kalau anak muda saja suka dengan ketoprak seperti ini, maka sebenarnya seni budaya itu ya harus seperti ini,” kata dia.
Ganjar juga memuji Pemkab Klaten yang rutin setiap tahun menggelar festival ketoprak pelajar. Ia pun berharap daerah lain dapat melakukan hal serupa, khususnya dalam pelestarian seni budaya.
“Tidak harus ketoprak, misal daerah lain punya festival dalang, wayang, karawitan dan seni lainnya. Tentu itu akan menambah khasanah budaya Jawa Tengah yang beragam. Kalau semua itu dilakukan, saya optimis seni budaya tidak akan pernah mati,” ucapnya.
Sementara itu, panitia festival ketoprak pelajar, Eko Harianto mengatakan, gelaran acara tersebut merupakan agenda rutin tiap tahun. Kali ini, adalah event kesepuluh yang digelar.
“Untuk tahun ini diikuti oleh 62 kelompok dari SD, SMP dan SMA/SMK. Untuk peserta SD dan SMP khusus dari Klaten, sementara peserta dari SMA/SMK berasal dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah,” kata dia.
Sejumlah kategori dilombakan dalam festival itu. Seperti pemeran putra/putri terbaik, sutradara terbaik, penyajian terbaik dan lain sebagainya.
“Untuk pemenangnya, akan mendapatkan piala Gubernur Jawa Tengah. Selain itu juga diberikan uang pembinaan serta piagam penghargaan,” pungkasnya. (sdk)