KANAL24, Malang – Laboratorium Riset Sistem Informasi FILKOM UB, memamerkan 3 produk sistem informasinya pada pameran hasil riset mahasiswa di gedung FILKOM UB hari ini (14/10/2019). Ke tiga produk tersebut adalah SILAMDA, SIMASJID, dan SISFO-AV, semuanya adalah hasil karya lulusan baru salah satu fakultas muda itu.
Muhammad Rido, peneliti dari SISVO-AV (Sistem Informasi Autopsi Verbal) menjelaskan kepada kalan24 bahwa sistem informasi hasil karyanya merupakan website yang saat ini masih terus di development, yang mana mampu menyimpan data kematian sesorang dalam suatu daerah. Penelitian ini berangkat dari keresahan bahwa kematian tidak tercatat baik di Dinas Kependudukan ataupun Dinkes.
“Data yang dibutuhkan untuk diinput biasanya adalah penyebab kematian dan track record. Kami sudah mengumpulkan data penelitian di Kepanjen dalam satu tahun yang telah bekerja sama dengan kepala peneliti kami. Hasilnya, 1 tahun di Kepanjen mayoritas penduduknya meninggal disebabkan oleh penyakit asma. Karena kami juga bekerja sama dengan Dinkes Kabupaten Malang, akhirnya persoalan tersebut bisa segera ditanggulangi. Saat ini web. Kami masih tersu dalam pengembangan,” terangnya.
Selanjutnya, SIMASJID (Sistem Informasi Manajemen Masjid) yang mana Masjid Ibnu Sina Kota Malang telah menjadi pilot projectnya. Sang peneliti, Ricki Noviansyah menjelaskan SIMASJID adalah sistem pencatatan notulensi internal kegiatan masjid. Ide SIMASJID berasal dari ide dosen FILKOM yang juga takmir masjid tersebut sekaligus ketua lab. SI yang ingin membentuk sebuah sistem pencatatan kegiatan-kegiatan masjid. Perancangan website dimulai tahun ini.
“Jadi kegiatan-kegiatan masjid, tidak hanya adzan, sholat, dll. Tapi, ada kegiatan internal seperti musyawarah mingguan disitu membahas apa yang akan dan sudah dilakukan dalam seminggu. Problemnya pada bulan puasa kemarin, masjid Ibnu Sina belum bisa menentukan ingin mengeluarkan berapa banyak beras, karena pencatatan notulensi ada 2 macam yakni lewat buku dan HP. Maka, baru berhasil menemukan besaran jumlah beras yang dikeluarkan ketika keputusan sudh dibuat,” papar Rinov
Dari permasalahan diatas, Rinov mengangkat sistem informasi pencatatan notulensi yang gunanya untuk merekap hal-hal seperti itu. Karena, setiap tahun ada kegiatan bulan puasa dan kurban, diharapkan sistem ini bisa membantu ta’mir masjid tersebut. Pengembangan terus dilakukan oleh mahasiswa FILKOM yang saat ini diarahakan ke bidang keuangan, ahli waris, dan pohon keluarga.
Kemudian, ada SILAMDA (Sistem Informasi Layanan Bantuan Mengelola Diabetes Berbasis Android) hasil penelitian dari alumni FILKOM juga yang saat pammeran diwakili oleh Ricki Noviansyah. Rinov menerangkan, sistem ini lebih fokus untuk membantu pengidap penyakit diabetes yang mana 95 persen dari pengidap penyakit itu tidak dapat disembuhkan kembali. Solusinya, hanya bisa diminimalisir supaya tidak terjadi komplikasi lanjut.
“Sistem ini juga divalidasi oleh dokter yang ada di FK UB, yang mana pengidap penyakit diabetes bisa melakukan konsultasi secara langsung melalui android, ada modul-modul untuk mengetahui early morning penyakit diabetes seperti apa. Dari sisi dokter, juga ada aplikasi untuk melihat konsultasi apa saja yang diberikan untuk pengidap diabetes, dan juga track record. Sehingga, dokter bisa melihat riwayat penyakit dan kesehatan pasien,” ujarnya
Rinov berharap, sistem SIMASJID ini bisa dibuat secara masal, tapi tetap gratis. Karena, masjid telah menjadi gengsi sebagai umat muslim. Akhirnya, bisa membantu masjidnya itu sendiri untuk membentuk jamaah yang mandiri serta meningkatkan kontribusi masjid ke pemerintahan. (meg)