KANAL24, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyatakan, sektor pariwisata nasional akan terpukul jika persoalan wabah corona yang terjadi di China dan beberapa negara lainnya tidak segera tertangani. Dalam perkiraannya, devisa hasil sektor pariwisata yang berpotensi akan hilang sekitar USD500 juta atau setara Rp6,9 triliun.
Untuk menekan potensi kehilangan devisa dari sektor pariwisata ini, Luhut mengatakan, pemerintah tetap akan menerapkan langkah-langkah antisipatif dan selalu berhati-hati. Salah satu yang diputuskan adalah menunda atau membatalkan penerbangan langsung ke China untuk sementara waktu. Upaya ini sebagai bentuk preventif dari dampak buruk virus corona.
“Seluruh dunia juga akan terdampak virus corona, suka atau tidak suka dan sekarang sudah mulai kelihatan. Dalam sektor pariwisata ada kerugian sekitar USD500 juta per bulan,” kata Luhut di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Selain sektor pariwisata, sektor infrastruktur juga dinilai akan terkena imbas dari virus tersebut. Salah satu yang akan terdampak adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikerjakan oleh perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN , dengan konsorsium perusahaan China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
“Soal berapa lamanya (dampaknya) kita belum tahu. Tergantung berapa lama virus korona ini bisa ditumpas. Kita tetap berhati-hati, dengan melihat juga dampak terhadap ekonomi kita yang juga perlu diantisipasi,” ujar Luhut.(sdk)