Kanal24, Malang – Dalam upaya menekan laju inflasi dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Pasar Murah 2025 yang digelar serentak di 12 UPT Perlindungan Konsumen se-Jawa Timur. Salah satu lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah di UPT Perlindungan Konsumen Malang yang berlangsung selama dua hari, pada 22–23 Juli 2025.
Menurut Indra Haryanto, Plt. Kepala UPT Perlindungan Konsumen Malang, dalam wawancara dengan Kanal24 pada Selasa (22/07/2025) program ini bertujuan memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. “Acara ini dilaksanakan untuk pengendalian inflasi dan ketahanan pangan masyarakat Jawa Timur tahun 2025. Kami berharap masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga yang murah,” jelas Indra dalam wawancaranya.
Baca juga:
Membaca Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari Masa ke Masa

Pasar murah ini menghadirkan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula, cabai, dan bawang, yang disediakan oleh distributor resmi. Selain itu, kegiatan ini juga diramaikan oleh kehadiran pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) lokal yang menyajikan aneka produk makanan, minuman, serta produk kesehatan olahan.
“Selain distributor bahan pokok, kami juga menggandeng pelaku IKM dan mitra industri seperti Hypermart dan Wonokoyo,” tambah Indra. Ia juga menyebutkan bahwa respons masyarakat sangat tinggi, terbukti dari stok barang yang cepat habis, terutama pada hari pertama kegiatan.
Salah satu pelaku UMKM yang ikut serta dalam kegiatan ini adalah Lia, anggota Proven Galery Lawang. Ia memperkenalkan produk-produk komunitas UMKM-nya yang terdiri dari sekitar 120 pelaku usaha aktif. “Kami membawa produk jamu, peyek, bawang hitam, jahe, dan aneka olahan kesehatan lainnya. Meskipun baru dua hari bergabung, puji Tuhan, omset kami sangat menyenangkan,” ujar Lia dengan semangat.
Bagi Lia, kegiatan ini sangat membantu dalam memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM. “Kami sangat berterima kasih kepada Disperindag dan UPT Perlindungan Konsumen Malang karena telah memberikan kesempatan kepada kami. Semoga ke depan, partisipasi kami bisa lebih besar dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi,” imbuhnya.
Dari sisi konsumen, antusiasme juga terasa. Sumarsono, salah satu pengunjung dari Kota Malang, mengaku senang bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. “Ya kadang beli gula, kadang masak aja. Yang penting kebutuhan pokok dulu,” ucapnya singkat namun menggambarkan bagaimana kebutuhan esensial menjadi prioritas bagi masyarakat.
Kegiatan pasar murah ini menjadi salah satu bentuk nyata intervensi pemerintah dalam membantu masyarakat menghadapi fluktuasi harga bahan pokok. Meskipun berlangsung selama dua hari saja, dampaknya terasa langsung oleh masyarakat dan pelaku UMKM yang terlibat.

Baca juga:
Kemenperin Siapkan Insentif Kawasan Industri Tematik
Ke depan, Indra menyebutkan bahwa kelanjutan program ini masih menunggu instruksi dari Disperindag Provinsi Jawa Timur. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus digelar secara rutin di berbagai wilayah untuk menjaga stabilitas harga dan membantu ekonomi rakyat kecil.
Pasar Murah 2025 bukan sekadar kegiatan jual beli, tetapi merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menciptakan ketahanan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan. (nid/tia)