KANAL24, Malang – Calon dokter juga harus bisa menghadapi pasien yang dinamis. Begitulah pesan Wike Cahayani, S.Ked., M.biomed, salah satu dosen FK UB di sela-sela seminar medical-technopreneurship 4.0 di graha medika UB, hari ini (3/10/2019).
“Karena di era digital ini, hampir semua orang memegang gadget. Sehingga, arus informasi memang sangat terbuka luas. Otomatis dokter walaupun kita mindsetnya belajar kesehatan kita juga tidak boleh ketinggalan dengan update info terbaru, apalagi yang kita hadapi adalah pasien yang sifatnya sangat dinamis. Otomatis pasien juga menerima informasi kesehatan di internet yang belum tentu semuanya benar,”terang Wike.
Lebih lanjut, seminar ini untuk membekali supaya para tenaga kesehatan nantinya bisa lebih bermanfaat untuk pasien dan bisa memberikan ekspektasi yang lebih untuk pasien.
“Karena, kegiatan ini adalah entrepreneurship tapi dibidang teknologi, kita berupaya untuk memberikan mindset baru supaya adik-adik ini lebih kreatif dan inovatif terhadap teknologi yang sudah ada. Harapannya, karena tadi berbicara mengenai e-health, hari ini bidang medis tidak lagi dengan “tatap muka” bersama dokter, tetapi bisa berkonsultasi melalui media sosial,” jelasnya.
Peserta harus siap dengan teknologi yang semakin berkembang. Walaupun, untuk saat ini UU dibidang e-health memang belum ada. Karena memang pemerintah belum memberikan payung hukum yang jelas terkait itu. Tapi, arah perkembangan kesehatan di media sosial diamati seperti itu.
Sebenarnya ada kode etik yang harus dipatuhi bahwa dokter memang harus langsung menemui dan memeriksa pasien untuk memberikan advice yang baik. Tetapi, karena eranya sudah seperti ini, nanti akan diberikan batasan sejauh mana dokter bisa memberikan advice kalau tidak bisa bertemu langsung dengan pasien.
“Output seminar ini adalah perubahan mindset. Kami berharap mahasiswa lebih terbuka melihat perubahan dunia, tidak hanya terpaku di buku yang mereka pelajari tapi mereka lihat bahwa dunia ini berkembang, sehingga mereka siap menghadapi pasien yang dinamis, jadi ketika nanti ditugaskan di daerah perbatasan, mereka terbiasa berpikir inovatif,”pungkas alumni UB itu. (meg)