Kanal24, Malang – Menyusuri kuliner pagi di Kota Malang rasanya tak lengkap tanpa mencicipi sepiring nasi pecel. Hidangan sederhana berupa nasi hangat yang dipadu sayuran rebus segar dan siraman bumbu kacang gurih pedas ini telah menjadi favorit lintas generasi. Tak hanya mengenyangkan, nasi pecel juga menghadirkan cita rasa tradisional Jawa yang khas dan sarat nostalgia.
Di Malang, ada banyak penjual pecel, namun hanya beberapa yang berhasil mempertahankan kelezatan dan popularitasnya selama puluhan tahun. Tiga di antaranya bahkan sudah menjadi ikon kuliner kota ini, selalu ramai dikunjungi sejak pagi hari oleh warga lokal hingga wisatawan. Berikut ulasan tiga warung nasi pecel legendaris yang bisa menjadi pilihan sarapan Anda di Malang.
Baca juga:
Lestarikan Budaya, Kampung Semar Arjosari Gelar Festival Tempo Doeloe
Warung Nasi Pecel Pak Mul – Murah Meriah, Rasa Tetap Juara

Berlokasi di Jalan Tanimbar No. 33, tepat di depan SMKN 4 Malang, Warung Nasi Pecel Pak Mul dikenal luas sebagai pecel rakyat dengan rasa yang konsisten sejak berdiri. Meski hanya berkonsep sederhana, antrean panjang di pagi hari menjadi bukti kecintaan pelanggan terhadap pecel ini.
Dengan harga mulai Rp12.000, pengunjung sudah bisa menikmati nasi pecel lengkap dengan sayuran segar seperti bayam, tauge, kacang panjang, dan kemangi. Ditambah pilihan lauk beragam—dari tempe goreng, dadar jagung, telur, hingga ayam kampung goreng—warung ini menawarkan porsi mengenyangkan dengan harga bersahabat. Tak heran, pecel Pak Mul menjadi favorit pelajar, pekerja kantoran, dan wisatawan yang mencari sarapan cepat, nikmat, dan ramah kantong.
Jam buka: Setiap hari, 05.30–14.00
Kelebihan: Harga terjangkau, lauk berlimpah, rasa autentik
Pecel Kawi Hj. Musilah – Ikon Pecel Malang Sejak 1975

Tak lengkap membicarakan pecel Malang tanpa menyebut Pecel Kawi Hj. Musilah. Berdiri sejak 1975, warung ini telah menjadi tujuan kuliner wajib bagi para pecinta makanan tradisional. Lokasinya strategis di Jalan Kawi Kios No. 43 B, menjadikan tempat ini mudah diakses sekaligus nyaman untuk bersantap.
Meski telah mengalami renovasi, rasa khas bumbu kacangnya tetap dipertahankan—gurih, sedikit pedas, dan meresap sempurna. Dengan harga sekitar Rp17.000, pengunjung juga bisa memilih menu tambahan seperti rawon, lodeh, soto, hingga nasi campur, menjadikannya lebih dari sekadar warung pecel biasa. Popularitasnya membuat tempat ini hampir selalu penuh, sehingga pengunjung disarankan datang lebih pagi.
Jam buka:
- Senin–Jumat: 06.30–18.00
- Sabtu–Minggu: 05.00–18.00
Kelebihan: Legendaris, banyak variasi menu, suasana nyaman
Nasi Pecel Pincuk Winongo – Tradisi dalam Daun Pisang

Bagi pecinta sentuhan tradisional, Nasi Pecel Pincuk Winongo adalah pilihan tepat. Terletak di Jalan Panderman, tepat di depan SMPK Santa Maria 2, warung ini menyajikan nasi pecel menggunakan daun pisang berbentuk pincuk. Cara penyajian ini bukan hanya menambah aroma sedap, tetapi juga membawa nuansa klasik khas Jawa Timur.
Meski pilihan lauknya tidak terlalu banyak, seperti tempe goreng, dadar jagung, usus goreng, tahu, dan empal ayam, rasa bumbu kacangnya yang kental dan wangi membuat pelanggan selalu kembali. Dengan harga sekitar Rp12.000, sajian ini cocok untuk sarapan cepat, sederhana, tapi penuh cita rasa.
Baca juga:
“Diam-Diam”, Lagu Betrand Peto Suarakan Hati yang Terluka
Jam buka:
- Setiap hari: 06.30–13.00
- Jumat: 06.30–10.00
Kelebihan: Pincuk daun pisang, rasa klasik, harga bersahabat
Sajian Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
Ketiga pecel legendaris ini membuktikan bahwa cita rasa tradisional masih mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. Dari suasana sederhana hingga warung yang modern, semuanya menawarkan pengalaman kuliner yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyimpan kisah panjang kuliner Malang. Jadi, jika berkunjung ke Kota Malang, pastikan pecel pagi ini masuk dalam daftar wajib coba Anda. (snd)