KANAL24, Jakarta – PT Pegadaian (Persero) optimis bisa mempertahankan kinerja positifnya di tengah pandemi covid-19. Walaupun diperkirakan bakal turun, namun laba bersih tahun ini diyakini tetap positif. Dalam berbagai simulasi yang dilakukan oleh internal, diperkirakan laba bersih secara full year tahun ini bisa di atas Rp2 triliun.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto, mengatakan jika melihat data capaian kinerja hingga Mei 2020 masih positif. Tercatat laba yang berhasil dibukukan hingga periode tersebut mencapai Rp1,32 triliun. Sementara aset sebesar Rp67,6 triliun dan outstanding totalnya mencapai Rp52,1 triliun. Tingkat NPL sedikit membaik jika dibandingkan posisi April 2020 dari 3,05 persen menjadi 2,56 persen. Dengan kinerja tersebut maka dipastikan masih bisa melampaui kinerja industri keuangan yang rata-rata mengalami kelesuan.
“Sampai Mei 2020 kita tumbuh semuanya. Sampai Mei kemarin kita tetap tumbuh kinerjanya. Kita masih akan tetap positif dari stres test walau tidak sebesar tahun kemarin tapi sejelek – jeleknya masih bisa di atas Rp2 triliun,” ujar Kuswiyoto dalam halal bil halal virtual, Rabu (17/6/2020).
Dia membenarkan bahwa kondisi ekonomi saat ini memang serba sulit khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil menengah ( UMKM ). Bahkan pelaku usaha menengah ke atas juga mulai tidak sehat. Rata – rata mereka kesulitan likuiditas untuk bisa mempertahankan kinerja produksinya.
Oleh sebab itu, Pegadaian melihat hal tersebut sebagai peluang yang cukup menjanjikan untuk bisa mencapai target bisnisnya di tahun ini meski penuh dengan tantangan. Pihaknya akan memperluas basis nasabah pada pelaku usaha menengah ke atas. Sehingga fokus utama Pegadaian untuk menjaring nasabah tidak hanya berada pada level UMKM .
“Ekonomi di bawah berat, yang kita lihat kedepan pelaku usaha menengah ke atas tidak punya likuditas tapi punya aset. Jadi ini yang kita sasar di tahun 2020 ini. Banyak teman saya yang nggak punya likuiditas tapi punya aset dan sayang mau dijual maka lebih baik digadaikan,” sambungnya.
Terkait dengan profil nasabah, Kuswiyoto menyatakan bahwa hingga Mei 2020 total nasabah mencapai 14,90 juta orang. Jumlah ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan periode Desember 2019 yang hanya 13,86 juta nasabah.
“Nasabah kita tumbuh sangat bagus 30 persen rata-ratanya pertahaun. Jadi Pegadaian banyak nasabahnya,” tutur Kuswiyoto.
Untuk mencapai target bisnis di tahun yang berat seperti saat ini, perseroan telah menetapkan berbagai regulasi berupa keringanan – keringanan atau relaksasi kepada para debiturnya. Diantaranya penurunan suku bunga dari semula 1,5 persen menjadi 1 persen per 15 hari untuk roll over kredit gadai. Kemudian memberikan keringanan perpanjangan masa bebas bunga hingga 30 hari dan juga restrukturisasi kredit. Rangkaian kebijakan ini sekaligus untuk mendukung program pemerintah untuk percepatan penanganan wabah corona.
“Pegadiaan melihat banyak nasabah kami yang suffer sehingga kami banyak program untuk mensupport mereka, kaya penurunan suku bunga, kita juga lakukan relaksasi kami beri kan pinjaman dengan free bunga selama 3 bulan untuk pinjaman di bawah Rp1 juta. Ini program buat masyarakat yang di bawah yang kesulitan ekonomi akibat covid-19,” pungkas Kuswiyoto.
Terkait dengan capaian kinerja tahun 2019, seluruh indikator menunjukkan kinerja yang moncer. Tercatat aset perseroan tumbuh 24 persen year on year (yoy) menjadi Rp65,3 triliun dari sebelumnya Rp52,8 triliun. Kemudian outstanding Koan (OSL) tumbuh 23 persen yoy dari Rp40,8 triliun menjadi Rp50,4 triliun. Laba bersih juga naik 12 persen yoy dari Rp2,8 triliun menjadi Rp3,1 triliun.
Selanjutnya omset naik 10 persen yoy dari Rp131 triliun menjadi Rp145 triliun. NPL sedikit meningkat dari 1,57 persen menjadi 1,75 persen. Untuk current ratio tercatat sebesar 1,53 persen, return of asset (RoA) senilai Rp4,76 persen dan return of equit (RoE) mencapai 13,48 persen serta debt equity ratio (DER) sebesar 1,83 kali.(sdk)