KANAL24, Malang – Konsep dan implementasi smart city Kota Malang dikritisi oleh para pegiat ekonomi kreatif Kota Malang. Konsep dan implementasi smart city ini dianggap mengabaikan keterlibatan potensi dan talenta lokal dari Kota Malang.
“Ada dua hal yang menjadi point dari kami, pertama minimnya keterlibatan talenta lokal malang yang luar biasa kualitasnya dalam program smart city dan point kedua mou dengan kabupaten banyuwangi yang menurut kami justru bukan langkah maju,” kata Briliyanes Sanawiri salah satu pegiat Ekraf Kota Malang Senin (9/3/2020).
Menurut Brilly kota malang dengan beragam resources SDM sudah terbukti membawa kota malang meraih beragam penghargaan bahkan subsektor pengembangan aplikasi juga sudah mendapat penghargaan nasional.
“Dalam berbagai kesempatan Pak Walikota (Sutiaji) membanggakan berbagam prestasi ini namun dalam mengimplementasikan smart city justru talen lokal ini minim keterlibatan,” lanjut Dosen FIA UB ini.
Terkait MOU dengan Banyuwangi misalnya dalam pandangan Brilly tanpa mengabaikan beragam prestasi yang juga diraih oleh Banyuwangi, Kota Malang memiliki SDM yang melimpah dibidang smart city dan karakter malang dengan banyuwangi berbeda. Bahkan para pegiat aplikasi sudah pernah menghibahkan aplikasi smart city kepada Pemkot Malang namun hibah itu tidak terpakai.
Brilly berharap Pemkot mau meninjau ulang konsep dan implementasi smart city dengan melibatkan talenta lokal agar ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang terutama dalam pengembangan aplikasi dan digital menjadi lebih hidup.
“Tugas pemkot saya kira justru bagaimana agar ekossitem ini terjaga baik denga melibatkan potensi lokal sebagai penggerak utama. Sayangnya ini belum terjadi,” pungkas Brilly. (sdk)