Tukik merupakan sebutan bagi anakan dari telur penyu yang baru menetas. Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) merupakan sebuah wadah yang bergerak di bidang konservasi, pendidikan, sosial, maupun wisata di sekitar Pantai Bajulmati yang didirikan pada tahun 2009.
BSTC melakukan penetasan penyu semi-alami dengan mulai melindungi telur-telur penyu hingga waktu penetasan, lalu setelah menetas tukik akan dilepaskan bersama-sama ke laut. Aktivitas tersebut bertujuan untuk melindungi tukik dari predator dan memperbesar tingkat hidup tukik hingga dewasa, karena biasanya dari ratusan ekor tukik yang dilepaskan, hanya beberapa ekor saja yang dapat tumbuh besar hingga dewasa.
Tantangan dalam konservasi penyu terdiri dari 3 macam yaitu dari alam, predator dan manusia. Kondisi alam yang sekarang tidak menentu, ditambah kerusakan alam yang terjadi akibat ulah manusia, membuat penyu sulit untuk berkembang. Konservasi dapat terwujud jika seluruh masyarakat dapat berpartisipasi serta mendukung kegiatan yang ada.
Predator tukik di daratan mulai dari semut, biawak, kepiting, dan ular. Sedangkan yang di laut biasanya sudah ada hiu yang bersiap-siap untuk memangsa mereka.
Wawancara Pak Sutar (Ketua BSTC)
Pelepasan tukik ini dilakukan pada waktu tertentu, menyesuaikan dengan kondisi alam. “Namun biasanya telur-telur penyu menetas mulai dari bulan Mei hingga Oktober”, ungkap Pak Sutar, sebagai Ketua BSTC (19/9/2022).
BSTC juga mendirikan Sekolah Alam yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai konservasi penyu. Sekolah tersebut juga membagikan ilmu tentang perbedaan antara penyu, kura-kura, serta labi-labi atau yang lebih dikenal sebagai bulus, karena masih banyak orang awam yang menganggap ketiga hewan tersebut sama.
Salah satu fun fact menarik mengenai penyu yaitu sejauh manapun hewan ini bermigrasi, setelah dewasa sekitar 20 tahunan kemudian, mereka akan kembali ke tempat lahirnya, biasanya yang betina akan kembali untuk bertelur. Istilah ini dikenal sebagai Natal Homing. Penyu memiliki semacam navigasi untuk mengenali tempat dia dilahirkan. Oleh karena itu, saat melepaskan tukik, Anda tidak boleh memegangnya secara langsung dan jangan langsung dilepaskan ke air. Biarkan tukik tersebut mengenali lingkungan sekitarnya, mulai dari pasir maupun unsur-unsur kimia yang ada.
Membawa tukik menggunakan batok kelapa.
“Untuk melepaskan tukik, kita memerlukan alat bantu seperti batok kelapa, piringan, atau benda sejenis agar mengenai tukik secara langsung”, ujar Pak Tomo selaku Koordinator Wilayah BSTC Bagian Barat (19/9/2022).
Tukik yang dilepaskan terdiri dari jenis penyu lekang, penyu hijau, serta penyu sisik. Sepanjang tahun 2022 ini, BSTC bersama warga setempat telah melepaskan sekitar 700 ekor tukik ke laut lepas.
Waktu terbaik untuk melepaskan tukik ke laut yaitu saat tukik baru menetas. Hal itu dilakukan agar tukik memiliki daya adaptasi terhadap alam liar, bagaimana mereka melindungi diri dari predator, bagaimana mencari makan serta mencari habitat yang nyaman dan aman.
Penyu menyukai habitat di wilayah berbatu serta daerah terumbu karang, di mana mereka dapat berlindung di antara batu serta karang-karang yang ada. Umumnya makanan kesukaan penyu adalah ubur-ubur, namun saat masih menjadi tukik yang berukuran kecil, mereka lebih memilih memakan rumput laut dan jenis ganggang lainnya.
Wawancara Ir. Sukandar, MP
Permasalahan utama terkait makanan penyu adalah plastik. Ubur-ubur yang terlihat transparan sangat mirip dengan plastik. “Penyu tidak bisa membedakan ubur-ubur dan plastik, hingga pada akhirnya dimakan oleh mereka” ungkap Ir. Sukandar, MP., seorang Dosen Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK UB, yang juga turut berpartisipasi dalam aksi pelepasan tukik dalam rangka konservasi penyu.
Pak Sutar juga mengungkapkan bahwa aksi konservasi terkait pelestarian penyu terus mengalami penurunan seiring waktu. BSTC dan Pak Sutar mengharapkan masyarakat dapat menyadari pentingnya penyu bagi ekosistem laut, sehingga jika penyu ikut tertangkap saat menangkap ikan dapat dilepaskan kembali, atau jika menemukan telur penyu di sekitar pantai, dapat langsung menghubungi pihak BSTC agar dapat ditangani dengan benar.
Para alumni SMAN 9 Surabaya yang ikut berpartisipasi aksi melepaskan tukik
Salah satu masyarakat yang berpartisipasi yaitu dari alumni SMAN 9 Surabaya yang datang ke Pantai Bajulmati untuk mengetahui cara pelepasan tukik. Mereka berharap aksi ini dapat membuat masyarakat lebih memiliki rasa kepedulian terhadap hewan, terutama tukik.
Bagi masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam penyelamatan penyu, bisa langsung mengunjungi laman BSTC https://bstcmalang.com/ untuk mengetahui info tentang waktu pendaratan dan pelepasan penyu. BSTC mengharapkan masyarakat dapat berpartisipasi langsung, ataupun memberikan bantuan secara materi untuk mendukung aksi konservasi penyu.
Konservasi yang dilakukan sekarang mungkin tidak bisa dirasakan manfaatnya secara langsung, namun akan memberi perubahan yang dapat dirasakan bagi generasi mendatan di masa depan. (tis)