KANAL24, Malang – Kualitas sumber daya pembatik semakin perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan kemampuannya. Hal ini mengingat potensi batik di Indonesia terus membesar dan tingkat persaingan yang juga semakin ketat. Untuk itu dibutuhkan regenerasi pembatik dan juga kemampuan SDM pembatik yang semaki kreatif dalam menciptakan motif dan karya.
Kondisi ini mendapat perhatian dari tim Doktor Mengabdi UB dengan ketua Dr. Sihabudin, SH., MH dan beranggotakan Prof. Dr. Ir. Ni Wayan Surya W. MS., Romy Setiawan, S.Pd., M.Sn., serta Ika Atsari Dewi, MP.
“Kami memotret di daerah Karangploso terdapat potensi pembatik yang cukup memadai namun perlu ditingkatkan untuk kualitas para pembatiknya,” kata ketua tim Dr. Sihabudin SH.,MH senin (16/11/2020).
Dalam analisa timnya, Sihabudin menilai bahwa kemampuan pembatik terutama dalam menciptakan motif berbasis kekhasan lokal masih perlu di kembangkan agar para pembatik ini bisa semakin bagus dalam mengembangkan motif khasnya. Di Sumberwangi memiliki motif khas diantaranya motif pegunungan dan kopi.
“Dari sini kami bergerak untuk memberikan pelatihan membatik dengan motif-motif tersebut agar kemampuan mereka meningkat. Jika hasil prosuknya semakin bagus kami berharap pejualan dan perekonomian warga disini meningkat,” lanjut Sihabudin.
`
Pelatihan ini dilaksanakan di desa Sumberwangi, Karangploso, Malang pada tanggal 5 Oktober 2020 dan 22 Oktober 2020. Banyak masyarakat desa yang antusias pada kegiatan tersebut. Dari pelatihan yang telah dilaksanakan didapatkan motif baru hasil karya dari desa Sumberwangi, yaitu motif batik kawung kencana wungu. Selain untuk meningkatkan kemampuan pembatik, pelatihan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas mereka sehingga produk di Sumberwangi ini akan semakin dikenal dan bisa menjadi salah satu sentrabatik di Malang Raya.
“Posisi Karangploso kan strategis karena menuju kota wisata Batu sehingga daerah ini bisa menjadi sentra oleh-oleh khas wisata malang raya,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan motif batik tersebut rencananya akan digunakan sebagai materi pakaian dinas karyawan dan karyawati di Universitas Brawijaya.
“Kita akan coba agar motif batik ini di pakai di UB sebagai pakaian karyawan,” pungkas Sihabudin.
Kedepannya, akan diadakan pelatihan yang berkelanjutan sehingga masyarakat desa Sumberwangi akan benar-benar mahir untuk membuat batik dengan kreasi yang terbaik. (sdk)