KANAL24, Jakarta – Pemerintah berencana menambah pabrik pemurnian (smelter) tambang mineral di Papua. Rencana ini disampaikan sebagai jawaban atas kegelisahan banyak pihak, khususnya masyarakat Papua, terkait pembangunan smelter untuk tambang PT Freeport Indonesia ( PTFI ) yang justru malah dibangun di Gresik, Jawa Timur.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ), Bahlil Lahadalia, mengatakan alasan pembangunan smelter di Gresik karena didasarkan pada kesiapan infrastruktur, khususnya listrik.
Menurut dia, jika smelter tetap dibangun di kawasan atau di area tambang Freeport di Papua dipastikan tidak akan mampu, lantaran ketersediaan infrastrukturnya terbatas. Selain itu keputusan pembangunan smelter di Gresik merujuk pada keputusan pemerintah yang ditetapkan sekitar tahun 2017-2018.
“Smelter di bangun di Gresik karena sejak awal diputuskan tahun 2017-2018 itu di Gresik. Kemudian juga atas pertimbangan kesiapan infrastruktur,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10).
Untuk menjawab kegelisahan masyarakat Papua, Bahlil menyatakan telah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo untuk ke depan kapasitas produksi tembaga PTFI ditingkatkan dari 3 juta ton per tahun menjadi 3,8 juta hingga 4 juta ton. Dengan kapasitas produksi tersebut, otomatis harus dilakukan pembangunan smelter baru, karena peleburan eksisting tidak dapat menampungnya.
Smelter baru inilah yang nantinya akan menampung kelebihan target produksi dengan lokasi di Papua sehingga tidak perlu diolah di smelter Gresik.
“Ini bagian dari apa yang sudah direncanakan, doakan agar secepatnya kita bisa bangun di Papua. Kita perjuangkan ini agar salah satu smelter bisa dibangun di Papua,” tutur dia. (sdk)