KANAL24, Jakarta – Pemerintah berharap vaksin merah putih bisa mulai diproduksi massal pada kuartal IV 2021. Produksi vaksin ini akan melengkapi vaksin dari Sinovac dan G42 dari Uni Emirat Arab.
Ketua Penanggung Jawab Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman tengah berupaya mengembangkan bibit vaksin merah putih.
“Saat ini, pengembangan bibit vaksin ini sudah mencapai 50%,” kata dia dalam konferensi pers virtual yang disiarkan melalui Youtube, Rabu (9/9/2020).
Eijkman menargetkan uji vaksin ini pada hewan sudah bisa diselesaikan di akhir tahun. Dengan begitu, bibit vaksin bisa segera diserahkan ke PT Bio Farma untuk dilakukan formulasi produksi dalam rangka uji klinis, baik uji klinis tahap 1, 2 dan 3.
Setelah uji klinis selesai dan BPOM mengatakan bahwa vaksin merah putih ini aman digunakan dan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap Covid-19, maka produksi massal akan dilakukan oleh PT Bio Farma. “Perkiraannya produksi massal akan bisa dilakukan di triwulan IV 2021,” ujar Bambang.
Bambang menjelaskan bibit vaksin merah putih yang dikembangkan Eijkman menggunakan isolat virus yang berada di Indonesia. Dengan begitu diharapkan vaksin ini cocok untuk menjaga daya tahan tubuh masyarakat Indonesia terhadap Covid-19.
Bambang menegaskan pemerintah berusaha agar pengembangan vaksin Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat, tetapi prosesnya tetap harus mengikuti prosedur.
“Yang paling penting mengikuti segala prosedur karena vaksin itu harus aman, tidak ada efek samping yang membahayakan, dan satu lagi vaksin itu diharapkan akan manjur atau berkhasiat untuk memperkuat daya tahan tubuh kita menghadapi virus Covid-19,” terang Bambang.
Pemerintah juga akan melibatkan perusahaan swasta untuk memproduksi vaksin Covid-19. Konsorsium vaksin merah putih telah mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut memproduksi vaksin Covid-19.
“Sejauh ini sudah ada 3 perusahaan yang potensial tetapi tentunya mereka harus segera mengurus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik, demikian juga mereka harus menyiapkan line of production khusus untuk vaksin Covid-19 ini,” tutur Bambang.
Menurut Bambang, hal ini pun dilakukan untuk menunjang produksi vaksin Covid-19 selain dari hasil produksi PT Bio Farma yang berencana memproduksi 250 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun.
Adanya tambahan produksi dari perusahaan swasta pun diharapkan membuat Indonesia mandiri dalam menyediakan dan mengembangkan vaksin Covid-19. Menurutnya, ini juga turut memenuhi kebutuhan vaksin mengingat adanya kemungkinan pemberian vaksin tidak hanya satu kali.(sdk)