Kanal24 – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memutuskan untuk mempercepat penyediaan dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan, pemerintah menyiapkan 420 rumah sakit pendidikan untuk menyediakan layanan kesehatan yang memadai sekaligus menciptakan tenaga kesehatan yang kompeten dan berkualitas.
“Seperti yang kita tahu, banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang masih kekurangan tenaga kesehatan, dibutuhkan waktu sekitar tujuh sampai 36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta (5/12/2022).
Dante menjelaskan, percepatan kerja dilakukan dengan menambah kuota dan jumlah prodi di Fakultas Kedokteran serta melaksanakan program pengampuan rumah sakit pendidikan terhadap rumah sakit lain. Skema itu disebut juga dengan Academic-Based Health System (AHS).
Menurutnya, melalui skema tersebut, rumah sakit didorong agar tidak hanya berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam bidang pendidikan dan penelitian.
“Kami bentuk sistem rumah sakit online untuk meningkatkan sistem integrasi dan interoperabilitas antar rumah sakit, sehingga rumah sakit pendidikan yang sudah ada bisa mengampu rumah sakit lainnya,” kata.
Selama ini, program AHS telah dijalankan oleh Universitas Indonesia sejak tahun 2010. Pada saat itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia digabung menjadi Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo untuk memberikan pelayanan medis dan meningkatkan produksi tenaga medis yang berkualitas.
Sejak saat itu, program AHS diperluas ke enam fakultas kedokteran antara lain Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Hasanuddin. (Unhas).
Enam fakultas kedokteran tersebut kemudian memberikan pengampuan di enam wilayah. Hasilnya, jumlah rumah sakit pendidikan meningkat menjadi 210 rumah sakit di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 82 rumah sakit pendidikan utama, 13 RSGM, 28 rumah sakit afiliasi dan 87 rumah sakit satelit.
Dante mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan agar jumlah RS Pendidikan nantinya mencapai 420 unit di seluruh Indonesia, karena 210 RS lagi berpotensi menjadi RS Pendidikan.
Ia meminta Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) aktif mendukung dan membimbing 210 rumah sakit lain yang tidak ditunjuk sebagai rumah sakit pendidikan untuk mencapai target 420 rumah sakit pendidikan.
Tak hanya itu, asosiasi juga diminta untuk memastikan proses pendidikan di rumah sakit pendidikan yang telah ditetapkan berjalan baik dengan kualitas pendidikan yang tetap terjaga.
“Mudah-mudahan, kita bersama bisa meningkatkan jumlah tenaga kesehatan melalui penguatan rumah sakit pendidikan yang terintegrasi,” ucapnya