Kanal24, Malang – Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) 2022 merupakan momentum penting bagi mahasiswa UB untuk memilih presiden dan wakil presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) serta Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UB untuk periode tahun 2023.
Proses pemungutan suara dilakukan secara e-vote atau pemilihan secara daring dan dapat dilakukan oleh seluruh mahasiswa UB dari kediaman masing-masing pada hari Selasa (27/12/2022) mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Hal ini disampaikan oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Hukum (FH), Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H.
Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), Inggita Kusumastuty, S.Gz., M.Biomed dan Wakil Dekan 3 Fakultas Hukum (FH), Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H. sebagai Koordinator Pemira UB 2022
“Karena berbagai kemudahan-kemudahan sudah diberikan kepada mahasiswa UB, kami berharap partisipasi pemilih, yakni mahasiswa UB yang jumlahnya 65.000 lebih mahasiswa itu sebagian besar bahkan hampir seluruh atau seluruhnya bisa berpartisipasi memilih serta menyalurkan hak pilih mereka di Pemira tahun ini,” kata Dr. Setiawan.
Proses Pemira ini menjadi pesta demokrasi terbesar di UB, oleh karena itu Dr. Setiawan mengajak seluruh mahasiswa UB untuk menyalurkan hak pilih mereka di Pemira 2022.
Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), Inggita Kusumastuty, S.Gz., M.Biomed mengatakan bahwa Pemira 2022 menjadi momen untuk mengaktifkan kembali kegiatan kemahasiswaan karena mahasiswa UB sudah melakukan pembelajaran secara luring, sehingga kegiatan organisasi mahasiswa semakin semarak. Saat ini, sudah banyak program kerja yang berjalan secara daring dan luring.
“Saya rasa dengan momen sekarang sudah kembali lagi ke kampus secara luring, maka antusias mahasiswa terhadap kegiatan kemahasiswaan semakin tinggi,” ungkap Inggita.
Menurut, Dr. Setiawan e-vote untuk Pemira UB 2022 ini dapat dipastikan berjalan lancar. Ia meyakinin bahwa pemungutan suara kali ini tidak akan terjadi penggelembungan suara atau pengurangan suara karena e-vote telah didesain dengan baik oleh UPT Sistem dan Teknologi Informasi (STI) UB.
“Dengan sistem e-vote ini progres dari partisipasi pemilih itu bisa kita ikuti secara transparan,” terang Dr. Setiawan.
Ia menjelaskan transparansi dalam e-voting dipantau sampai akhir. Misalnya, sampai jam sekian dapat dilihat sudah berapa orang yang memilih, begitu juga di jam-jam berikutnya, dan dapat dilihat kurang berapa orang yang belum memilih hingga detik-detik terakhir. Oleh karena itu, potensi kecurangan dapat diminimalisir.
Ketua Pelaksana Pemira UB 2022, Mutiara Devi
Senada dengan Dr. Setiawan, Ketua Pelaksana Pemira UB 2022, Mutiara Devi juga mengatakan bahwa indikasi kecurangan bisa dikatakan tidak ada. Hal ini dikarenakan dari panitia mahasiswa tidak bisa mengakses terkait hal-hal tersebut dan yang bisa mengakses hanya UPT Sistem dan Teknologi Informasi (STI) UB
“Nah, dari kami hanya diberi daftar pemilih dan tidak diberitahu berapa jumlah suara. kami hanya dapat mengakses data per fakultas itu suaranya yang masuk berapa,” terang Mutiara.
Mutiara menyampaikan, suara yang masuk dari Pemira UB 2021 atau tahun lalu kurang dari 20.000 dan tahun ini diharapkan bisa mencapai 30.000 suara yang masuk. Selain itu, Pemira tahun ini dikampanyekan melalui berbagai macam platform media sosial dan target utamanya adalah twitter. Melalui twitter, hasilnya memuaskan karena banyak yang memberikan respon positif. Selain itu, kami juga bekerjasama dengan berbagai macam organisasi mahasiswa di UB, salah satunya BEM UB.
Melalui Pemira UB 2022 ini diharapkan seluruh mahasiswa UB dapat menyalurkan suara mereka dan dapat mengawal terus proses Pemira 2022 ini hingga usai. (din/nid)