Kanal24, Malang – Pelaksana Tugas Walikota Malang, Wahyu Hidayat, memberi perhatian khusus terhadap dua agenda besar pada bulan Februari mendatang, yakni perayaan Imlek dan Pemilu. Langkah cepat diambil untuk mengantisipasi dampak inflasi yang mungkin terjadi.
Pada Selasa siang (30/1), Wahyu mengadakan High Level Meeting (HLM) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang di The Shalimar Boutique Hotel. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Rakor inflasi melalui zoom bersama Mendagri Tito Karnavian sehari sebelumnya.
Dalam pidato di hadapan TPID Kota Malang, Wahyu menyatakan bahwa kondisi inflasi di Kota Malang relatif terkendali dengan baik. Ini hasil dari upaya dan antisipasi yang telah dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan, sehingga tidak berdampak pada tingkat inflasi. Wahyu bahkan menyebut bahwa pencapaian inflasi Kota Malang masih lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur dan tingkat nasional.
Dirinya menggarisbawahi pentingnya menjaga konsistensi upaya ini, terutama menghadapi dua momen besar, yaitu perayaan Imlek dan Pemilu pada bulan Februari mendatang. Wahyu mengakui adanya potensi dan kecenderungan kenaikan inflasi seiring dengan adanya peristiwa besar yang dapat memicu reaksi pasar.
“Perlu kita ketahui, sejauh ini tingkat inflasi cenderung stabil dan mampu kita kendalikan dengan baik. Tentu ini tidak lepas dari upaya yang dilakukan bersama, bahkan inflasi kita lebih rendah dibanding propinsi dan nasional. Tetapi kita tahu ada potensi, ada kecenderungan reaksi pasar dalam menghadapi perayaan besar, ini yang harus kita antisipasi khususnya dalam menjaga inflasi yang sudah baik ini,” jelasnya.
Wahyu menekankan perlunya menjaga konsistensi dan sinergitas dalam menghadapi potensi kenaikan inflasi. Ia juga mencatat arahan yang diterima dari Menteri Dalam Negeri melalui rapat koordinasi daring (zoom).
Sejalan dengan upaya tersebut, dalam High Level Meeting, Wahyu menandatangani Mou bersama Bank Indonesia Malang dan Perum Bulog. Hal ini diharapkan menciptakan sinkronisasi antara otoritas dan penanganan inflasi.
Usai acara, Wahyu menyampaikan bahwa fokusnya bukan lagi pada cabe, melainkan pada komoditas beras, daging sapi, dan jagung. Wahyu telah berkomunikasi dengan Bulog terkait pasokan beras dan memberikan instruksi kepada Perumda Tunas untuk mengoptimalkan kerjasama antar daerah terkait daging sapi dan jagung.
“Fokusnya nanti bukan lagi cabe, tetapi komoditi beras, daging sapi, dan jagung. Nanti kita optimalkan beras SPHP di Kecamatan Klojen dan Blimbing. Kita juga upayakan kerjasama dengan daerah penghasil daging dan jagung, jadi bisa kita beli untuk mencukupi kebutuhan di sini. Selain itu, kita juga bisa mengoptimalkan warung tekan inflasi mbois Ilakes,” tutup Wahyu.(nid