Kanal24, Malang – Rafly Rayhan Al Khajri, Presiden Eksekutif Muda Universitas Brawijaya (EM UB) dan Sekretaris Jenderal Eksekutif Muda Indonesia menyoroti momentum Pemilu 2024, di mana pemuda diharapkan menjadi salah satu sumber pemilih terbesar dalam acara “Simposium Demokrasi Kerakyatan” yang diselenggarakan oleh Eksekutif Muda Indonesia (EMID) Chapter Jawa Timur yang bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) pada Kamis (21/12/2023) di Gedung Samantha Krida.
Simposium ini, diinisiasi oleh EMID dengan tujuan untuk menciptakan potensi kepemimpinan di kalangan pemuda. Rafly dalam pernyataannya, menekankan perlunya penyatuan perspektif pemuda dalam menghadapi Pemilu 2024 dan pembahasan utama di simposium, yaitu bagaimana menciptakan Pemilu yang berintegritas untuk menjaga kedamaian.
Simposium ini juga membahas beberapa pertanyaan yang perlu dituntaskan terkait format Pemilu, kesempatan pemilih muda, dan pandangan rasional terhadap para calon. Rafly memberi contoh mahasiswa yang tinggal di perantauan dan kesulitannya untuk kembali ke kampung halaman saat hari pemungutan suara.
“Dalam diskusi ini, kita ingin menyatukan perspektif dari berbagai universitas tanpa campur tangan partai politik atau lembaga penyelenggara Pemilu. Ini adalah diskusi volume pertama, dan setelah ini, akan ada serangkaian diskusi hingga menjelang Pemilu, dengan harapan adanya deklarasi bersama untuk menciptakan pemilu yang berintegritas,” ungkap Rafly.
EMID berkomitmen untuk tidak hanya menghimpun pemuda, namun juga melibatkan universitas, dengan rencana mengadakan diskusi di beberapa tingkat (volume 2, volume 3, dan seterusnya). Mereka berencana mengundang KPU dan perwakilan kandidat untuk berbicara di diskusi selanjutnya.
Roadshow di beberapa titik pasca-simposium akan dilakukan untuk mensosialisasikan pentingnya peran pemuda dalam Pemilu.
“Anak muda bukan hanya untuk memberikan suara, tetapi juga harus terus bersuara,” kata Rafly.
Pertemuan antara mahasiswa dan penyelenggara Pemilu dijadwalkan untuk membahas akomodasi partisipasi politik mahasiswa. Sebagai pemimpin utama di EMID, Rafly berharap hasil akhir dari diskusi ini mencakup fasilitasi pemilih muda dan menyampaikan gagasan-gagasan melalui juru bicara dalam talk show.
“Kami ingin menciptakan pemilu yang berintegritas, karena tanpa itu, damai dalam masyarakat sulit dicapai. Semua pihak, mulai dari pemilih, penyelenggara, hingga partai politik, harus bersama-sama berkomitmen,” tandas Rafly. (nid/skn)