Kanal24, Malang – Pagelaran Gebyar Bantengan di Kelurahan Cemoro Kandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, memasuki hari kedua pada Minggu (3/8/2025). Antusiasme masyarakat tetap tinggi, dan yang menarik, penyelenggaraan tahun ini mendapat sorotan khusus pada penerapan Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) untuk menjamin keamanan baik pemain maupun penonton.
Linmas Jadi Garda Terdepan Pengamanan
Purwo Asmadi, komandan Linmas setempat, menegaskan bahwa tugas utama timnya adalah menjaga keamanan area pertunjukan sekaligus mengatur alur keluar-masuk penonton dan pemain.
Baca juga:
Pelestarian Topeng Malang Warnai Ekspresi 7 Talenta Down Syndrome

“Kami bertanggung jawab penuh agar penonton tidak sampai terkena tanduk banteng. Jalur khusus penonton dan jalur grup bantengan sudah dipisahkan untuk mencegah insiden,” ungkapnya.
Linmas juga diberi perlengkapan seperti peluit, senter, hingga jaket pengaman. Setiap shift diawali briefing untuk memastikan seluruh personel siap menghadapi potensi kericuhan. Menariknya, sebagian besar anggota Linmas adalah mantan pemain bantengan, sehingga mereka memahami betul dinamika pertunjukan.
Baca juga : Cemoro Kandang Kukuhkan Desa Seni Bantengan
Tata Panggung dan Area Pertunjukan Disesuaikan
Dari sisi teknis, Dr. Gatut Rubiono, ST., MT., menuturkan bahwa lokasi pertunjukan telah dipersiapkan sedemikian rupa agar aman dan nyaman.
“Lapangan diratakan, bambu pagar diperiksa agar tidak ada ujung runcing, dan tali pengaman diganti dengan yang lebih kuat. Kami juga pastikan tanah bebas kerikil dan lubang agar penonton maupun pemain tidak cedera,” jelasnya.
Ia menambahkan, aturan pakaian juga diperketat. Pemain dilarang mengenakan celana jeans karena membatasi gerakan dan berisiko saat melakukan atraksi.
Menjaga Kondisi Fisik dan Mental Pemain
Pertunjukan bantengan yang sarat gerakan fisik memerlukan stamina prima. Panitia memberi perhatian pada kondisi kesehatan pemain. Jika ada yang cedera, seperti kasus luka bakar pada atraksi api di hari pertama, pemain diberi jeda istirahat sebelum diputuskan apakah boleh tampil kembali.
“Sebelum tampil, pemain berlatih rutin di markas dan mendapat briefing terkait adegan berisiko. Kami selalu memberi jeda singkat untuk minum dan memulihkan energi,” jelas Dr. Gatut.

Baca juga:
Album Cemara, Musikal Keluarga Cemara Ceritakan Keluarga dan Harapan
Budaya dan Keselamatan Berjalan Seiring
Selain menjaga keselamatan, penerapan K3L juga ditujukan agar seni bantengan dapat dinikmati sebagai hiburan yang tetap mengedepankan nilai tradisi. Penonton dihimbau menjaga jarak minimal 20 meter dari arena dan dilarang membawa benda tajam maupun minuman keras.
Hari kedua Gebyar Bantengan di Cemoro Kandang membuktikan bahwa seni tradisional bisa digelar meriah tanpa mengabaikan aspek keselamatan. Dukungan Linmas, panitia, dan pemerintah membuat acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga contoh penerapan K3L dalam pelestarian budaya. (nid/pug)