Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Pengepungan di Bukit Duri: Luka Lama yang Diteriakkan Lewat Layar Lebar

Einid Shandy by Einid Shandy
April 27, 2025
in Hiburan
0
Pengepungan di Bukit Duri: Luka Lama yang Diteriakkan Lewat Layar Lebar

Pengepungan di Bukit Duri: Luka Lama yang Diteriakkan Lewat Layar Lebar (*)

10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kanal24 – Joko Anwar kembali membuktikan dirinya sebagai sutradara visioner lewat karya terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri. Naskah yang ia pendam selama 17 tahun ini akhirnya menyapa layar lebar dengan cara yang tidak bisa dianggap remeh—mengguncang, menohok, dan membuka luka lama bangsa yang belum sepenuhnya sembuh.

Sejak menit pertama, film ini sudah membuat penonton terpaku. Joko Anwar tak main-main saat menyuguhkan dunia distopia yang sangat mungkin terjadi, dengan latar tahun 2027—hanya dua tahun dari sekarang. Keberanian membuka cerita lewat gambaran Indonesia yang porak-poranda akibat masalah sosial, rasial, hingga pendidikan menjadi peringatan bahwa masa depan bisa menjadi suram jika trauma masa lalu terus diabaikan.

Baca juga:
Ini Dia Deretan Artis Isi Suara Karakter Film Jumbo

Morgan Oey di Film Pengepungan di Bukit Duri (*)

Yang membuat film ini semakin terasa menyentuh realita adalah pendekatannya terhadap masa lalu yang traumatis. Dengan sangat sadar, Joko Anwar menyisipkan trigger warning untuk memperingatkan penonton tentang kekerasan eksplisit dan ketegangan rasial yang diangkat. Ini bukan film yang nyaman ditonton, tapi memang tidak seharusnya nyaman.

Cerita yang Diperkuat oleh Ketegangan Ruang Tertutup

Jalan cerita dibawa lewat sudut pandang Edwin (Morgan Oey), guru baru di SMA Duri—sekolah bagi para siswa “buangan” yang dianggap tak lagi pantas di institusi lain. Cerita mulai memuncak ketika Edwin menemukan dirinya terkepung di sekolah oleh murid-murid berandalan yang dipimpin Jefri (Omara Esteghlal).

Di sinilah Joko Anwar menampilkan keahlian khasnya: chamber drama. Dengan mengambil latar terbatas di dalam sekolah, ia mengatur intensitas cerita agar tetap membakar. Film ini menjadi semacam The Breakfast Club versi kelam—penuh ketegangan, perlawanan, dan konfrontasi brutal.

Setiap adegan penuh tekanan. Negosiasi antara Edwin dan para siswa, usaha bertahan hidup, serta kilasan masa lalu para karakter membuat suasana semakin mencekam. Bahkan ketika tensi sempat terasa sedikit melambat di pertengahan film, Joko Anwar segera membalasnya dengan babak penutup yang menggigit.

Akhir yang Menjawab, Tapi Tak Menenangkan

Satu hal yang kerap jadi kelemahan dalam karya-karya Joko Anwar sebelumnya adalah bagaimana film berakhir. Tapi di Pengepungan di Bukit Duri, ia berhasil membuktikan bahwa ia telah berkembang. Ending film ini terasa utuh, memuaskan, dan tetap meninggalkan ruang refleksi.

Pertanyaan-pertanyaan yang tertanam sejak awal dijawab dengan cerdas, meski tanpa memberikan kenyamanan. Justru dari ketidaknyamanan itu, film ini membekas. Ia tidak selesai di bioskop—justru baru dimulai saat lampu menyala dan diskusi bermunculan.

Daya ledak film ini tak lepas dari permainan akting para pemerannya. Morgan Oey menampilkan performa terbaik sepanjang kariernya. Sebagai Edwin, ia menyuguhkan figur guru yang rapuh namun penuh tekad. Sementara Omara Esteghlal sebagai Jefri menjadi lawan sepadan—berbahaya, karismatik, tapi tetap manusiawi.

Interaksi keduanya menciptakan ketegangan yang tak hanya bersifat fisik, tapi juga psikologis. Ada dendam, pengkhianatan, dan rasa kehilangan yang terus menggerogoti, menjadikan konflik keduanya sebagai pusat gravitasi film.

Salah satu adegan dalam fiml (*)

Baca juga:
Tiga Film Netflix 2025 yang Wajib Ditonton

Medium Mengingat dan Mengingatkan

Lebih dari sekadar thriller brutal, Pengepungan di Bukit Duri adalah surat cinta yang pahit untuk bangsa ini. Ia memaksa kita menengok luka yang terlalu lama disimpan di bawah permadani. Joko Anwar tampaknya ingin menegaskan: kita tak bisa terus berpura-pura.

Film ini tak hanya menghibur, tapi juga mengedukasi dan mengingatkan. Ia seperti alarm yang berbunyi nyaring di tengah keheningan: kalau kita tak belajar dari masa lalu, bukan tidak mungkin distopia itu akan benar-benar datang.

Dan mungkin, ketika semua sudah selesai, film ini tak akan hanya hidup di layar. Ia akan terus bergema lewat percakapan, debat, dan refleksi panjang setelahnya. (hil)

Post Views: 501
Tags: FilmJoko AnwarKANAL24kanal24.co.idMorgan OeyOmaraPengepungan di Bukit DurirekomendasiRekomendasi FilmResensi FilmReview Filmuniversitas brawijaya
Previous Post

Prompt Engineer: Garda Depan Revolusi AI

Next Post

Universitas Brawijaya, Kampus Impian Ribuan Mahasiswa

Einid Shandy

Einid Shandy

Reporter dan penulis Kanal24

Next Post
Universitas Brawijaya, Kampus Impian Ribuan Mahasiswa

Universitas Brawijaya, Kampus Impian Ribuan Mahasiswa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Pustakawan Jadi Navigator Referensi Penelitian

Pustakawan Jadi Navigator Referensi Penelitian

June 13, 2025
Substansi UU TNI Berpotensi Ciptakan Dualisme Loyalitas di Lembaga Sipil

Dilema Pendidikan Gratis: Janji Konstitusi di Tengah Krisis Anggaran

June 13, 2025
Menavigasi Era AI untuk Layanan Perpustakaan Unggul

Menavigasi Era AI untuk Layanan Perpustakaan Unggul

June 13, 2025
Mahasiswa DKV UB Angkat Literasi Lewat Animasi Edukatif

Mahasiswa DKV UB Angkat Literasi Lewat Animasi Edukatif

June 13, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023