Kanal24, Malang – Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) yang dipimpin oleh Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si., bersama anggota timnya, Dr. Yunita Maimunah, S.Pi., MSc, Adharul Muttaqin, S.T., M.T., Dany Primanita Kartikasari, S.T., M.Kom., dan Attabik Mukhammad Amrillah, S.Pi., M.Si., mengadakan penyuluhan bertajuk “Aplikasi Reaktor Biogas sebagai Upaya Stabilisasi Kualitas Lingkungan.”
Acara yang berlangsung di Dusun Pondokagung (31/10/2024), Kecamatan Kasembon, ini dihadiri oleh masyarakat setempat, para kepala dusun se-Kecamatan Kasembon, serta Camat Kasembon beserta jajarannya.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah serta pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini dipandu oleh dua pemateri, yakni Dr. Yunita Maimunah dan Ali Mahmud, S.Pt., M.Pt., yang masing-masing memaparkan aspek penting pengelolaan limbah dan penerapan teknologi biogas.
Materi pertama, berjudul “Dampak Limbah Sapi terhadap Perairan dan Pentingnya Pengelolaan Berkelanjutan,” disampaikan oleh Dr. Yunita Maimunah. Dalam pemaparannya, Dr. Yunita menjelaskan bahwa limbah sapi yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari perairan dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar.
“Penerapan teknologi pengelolaan limbah berkelanjutan menjadi solusi untuk menjaga kualitas air dan melindungi kesehatan lingkungan,” tegas Dr. Yunita.
Pemateri kedua, Ali Mahmud, S.Pt., M.Pt., menyampaikan materi “Optimalisasi Biogas sebagai Energi Alternatif pada Sentra Peternakan Sapi.” Ali memaparkan langkah-langkah praktis dalam memanfaatkan biogas dari limbah sapi sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Ia menyebutkan bahwa pemanfaatan biogas tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi peternak.
“Dengan memanfaatkan biogas, peternak dapat menghemat pengeluaran untuk bahan bakar, sekaligus ikut serta menjaga lingkungan,” jelas Ali.
Acara ini juga menghadirkan testimoni dari Khoirul Anam, warga Dusun Pondokagung yang telah menggunakan instalasi biogas. Menurutnya, instalasi biogas telah sangat membantu mengurangi pengeluaran, karena ia tidak lagi perlu membeli gas LPG untuk kebutuhan sehari-hari.
“Biogas yang dihasilkan dari satu digester sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dua rumah, rumah saya dan rumah orang tua saya,” ungkapnya.
Penyuluhan ini diharapkan mampu memotivasi masyarakat Kasembon untuk memanfaatkan teknologi biogas dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar mereka.(din)