Kanal24, Malang – Kusta merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan. Jumlah kasus kusta di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbanyak di dunia menurut data WHO tahun 2020 dengan total sebanyak 8%. Terdapat 9,14% dari total kasus baru kusta terjadi pada anak-anak.
Menurut data Kemenkes masih terdapat enam provinsi yang belum mencapai eliminasi kasus penyakit kusta. Beberapa Provinsi tersebut antara lain Minahasa, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Melalui tim Identifikasi Tanda-tanda Kelainan Mata, Kulit, dan Ekstremitas pada Kusta (Katamataku) yang diinisiasi oleh Universitas Indonesia melakukan edukasi untuk mencegah kusta dengan media komik.
Tim Katamataku melakukan program edukasi untuk memberantas stigma kusta dengan membiasakan anak-anak untuk menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Selama kurang lebih empat hari tim Katamataku melakukan program edukasi memberantas stigma buruk kusta di Kota Ambon.
“Stigma kusta merupakan salah satu faktor penyebab belum tercapainya eliminasi di indonesia,” ucap Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp. KK. FINSDV, FAADV. Atau yang kerap disapa Dokter Lala.
dr. Lala bersama timnya menggunakan komik berjudul “Bunga dan Langit si dokter cilik“ sebagai media pembelajaran untuk anak-anak usia SD di Ambon. Pemilihan anak usia SD sebagai target pembelajaran dipilih karena stigma mengenai kusta perlu ditanamkan sejak usia dini.
“Kalau kita menekankan hal baik sejak dini pasti akan tertanam hingga dewasa,” ujar dr. Lala.
Komik Bunga dan Langit dibuat untuk mudah dipahami oleh semua kalangan. Meskipun penyakit tentunya memiliki beberapa bahasa yang sulit untuk dimengerti. Karena itulah dr. Lala bersama timnya menciptakan komik dengan penjelasan-penjelasan rinci yang mudah dipahami untuk seluruh kalangan.
Lebih lanjut ia menjelaskan,“Terdapat kolom kecil di sebelah kanan yang berisikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang mungkin sulit dimengerti orang awam. Selain itu penggunaan gambar-gambar yang menarik dapat mempermudah orang awam untuk memahami apa itu penyakit kusta. Itulah salah satu keunggulan yang dimiliki komik Bunga dan Langit ini.”
Edukasi penyakit kusta yang dilakukan selama empat hari ini menghasilkan respon yang sangat positif dari anak-anak SD yang disasar.
“Mereka sangat aktif memberikan pertanyaan mengenai penyakit kusta sampai-sampai kita kehabisan waktu untuk menjawab seluruh pertanyaan,” ungkapnya.
Langkah yang dilakukan oleh dr. Lala dan tim Katamataku diharap dapat mengurangi stigma kusta di masyarakat khususnya di enam daerah yang telah disebutkan.
“Meskipun penyakit kusta berada di lingkup dokter kulit dan kelamin pencegahan penyakit kusta tidak dapat diselesaikan sendiri. Butuh peran multidisiplin antara pemerintah, dokter, masyarakat, dan juga pemuka agama untuk mengeliminasi kusta di tahun 2030,” jelas dr. Lala. (fan)