Kanal24, Malang – Pernikahan beda budaya kini semakin diminati di Indonesia, dan Fabulous Day Indonesia menjadi salah satu pelopor yang sukses menangani prosesi sakral lintas negara. Dalam wawancara eksklusif bersama Kanal24 pada Jumat (20/06/2025), Didik Harianto selaku pemilik dan pendiri WO Fabulous Day Indonesia menceritakan pengalamannya menyelenggarakan pernikahan pasangan Indonesia dengan pasangan dari Jepang maupun Amerika Serikat. Mulai dari penyelarasan adat, bahasa, hingga penyediaan translator dan penyesuaian budaya keluarga, semuanya dilakukan secara detail dan profesional. “Kita tidak sekadar membuat acara, tapi menjembatani dua dunia yang berbeda agar menjadi satu keluarga,” ungkap Didik.
Baca juga:
Investasi Asing ke Indonesia Tumbuh Terbatas

Sebagai anggota aktif dari Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia (HASTANA), Fabulous Day Indonesia tak hanya mengandalkan layanan standar pernikahan. Mereka justru menonjol melalui inovasi-inovasi baru yang menjawab kebutuhan pasangan muda masa kini—yakni kesiapan pasca-menikah, bukan hanya hari H.
Inovasi: Preface Session dan Pendekatan Holistik
Fabulous Day Indonesia meluncurkan konsep “Preface Session”, sesi pendampingan pra-nikah eksklusif yang terdiri dari tiga pendekatan:
- Sesi bersama Financial Planner Bersertifikat
Calon pengantin diberikan financial checklist, seperti pemeriksaan utang, perencanaan pemasukan-pengeluaran, hingga strategi keuangan rumah tangga. - Sesi dengan Ahli Hukum
Bertujuan mengenalkan aspek legal seperti implikasi hukum atas harta bersama, perjanjian pranikah, hingga pembagian aset jika terjadi musibah atau perceraian. - Sesi Komunikasi dan Produksi dengan Psikolog/Ahli Komunikasi
Fokus pada membangun komunikasi sehat antara pasangan, dengan materi disusun oleh profesional untuk membentuk fondasi hubungan jangka panjang.
“Kami sadar bahwa pernikahan hanya berlangsung satu hari, tapi kehidupan setelah itu berlangsung selamanya. Maka kami tidak hanya menyiapkan pesta, tapi juga masa depan mereka,” kata Didik.

Pendekatan Personal dan Paket Kustom
Berbeda dari kebanyakan WO yang menawarkan paket all-in, Fabulous Day Indonesia mengusung sistem customized package. Pasangan pengantin bisa memilih sendiri vendor rias, busana, atau dekorasi sesuai preferensi dan bujet mereka. Didik menegaskan bahwa pendekatan ini menjadikan layanan mereka jauh lebih personal, fleksibel, dan manusiawi.
“Kita bukan sekadar penyelenggara acara. Kita adalah pendamping perjalanan hidup. Kita bahkan ikut memahami dinamika hubungan antara keluarga mempelai, seperti relasi antara anak dan ibunya, agar semuanya berjalan lancar dan menyentuh,” imbuhnya.
Pernikahan Internasional: Jepang–Indonesia dan Amerika–Indonesia
Salah satu keunggulan Fabulous Day Indonesia adalah kemampuannya menangani pernikahan lintas budaya. Salah satu proyek terkininya adalah pernikahan antara pasangan Indonesia-Jepang, di mana mereka menyiapkan seluruh proses mulai dari persiapan budaya, penyesuaian adat, hingga menyediakan translator profesional yang menjembatani bahasa Indonesia dan Jepang selama prosesi.
Sebelumnya, mereka juga pernah menangani pernikahan Indonesia-Amerika yang digelar secara hybrid—menggabungkan upacara fisik dengan siaran langsung via Zoom ke Amerika Serikat. Semua ini membuktikan bahwa Fabulous Day Indonesia tidak hanya peka terhadap tren, tetapi juga mampu menjembatani keberagaman budaya secara elegan.
Menuju 2026: Konsep “Out of The Book”
Didik menegaskan bahwa industri wedding bukan sekadar tren musiman, melainkan bisnis yang terus berevolusi. Ia bahkan telah mempersiapkan proyek besar untuk tahun 2026, termasuk konsep “intimate wedding dengan guest star nasional” hingga prosesi pernikahan tematik yang “keluar dari buku” atau out of the book.

Baca juga:
Wilda Beauty Wedding Panen Job di Musim Manten
“Kita tidak boleh sekadar mengikuti pasar. Kita harus menjadi inovator. Kami sudah siapkan beberapa konsep tematik untuk tahun depan yang akan kami luncurkan di Januari,” ujarnya optimis.
Sejak berdiri pada tahun 2018, Fabulous Day Indonesia telah menangani lebih dari 80 pernikahan dengan berbagai latar adat, dari adat Jawa, Tionghoa, Padang hingga konsep internasional. Dengan pendekatan yang mengutamakan empati, personalisasi, dan keberlanjutan relasi pasca-menikah, Didik Harianto membuktikan bahwa pernikahan bisa menjadi pengalaman spiritual dan emosional yang lebih dari sekadar pesta.Fabulous Day Indonesia menunjukkan bahwa menjadi WO masa kini tak cukup hanya mengurusi dekorasi dan jadwal. Dibutuhkan pendekatan psikologis, legal, keuangan, dan kultural yang menyeluruh untuk menghadirkan pernikahan yang fabulous dalam arti sesungguhnya—yakni sakral, terencana, dan membentuk fondasi kehidupan rumah tangga yang kuat. (nid/bel)