Kanal24, Lumajang – Puluhan petani berkumpul mengikuti sosialisasi bertajuk “Petani Lestari: Kenali Hama, Kendalikan Alami, Panen Melimpah” di Kediaman Ketua Dusun Danurejo, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Rabu (16/07/2025). Kegiatan ini digagas mahasiswa Universitas Brawijaya melalui program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 66.
Program edukatif tersebut bertujuan memperkenalkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sekaligus melatih petani meracik pestisida nabati. Tak hanya berorientasi pada peningkatan hasil panen, kegiatan ini juga mendorong kesadaran petani untuk menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Baca juga:
Disertasi Muhtar Said Angkat Pemikiran Judicial Review Muhammad Yamin
Bahaya Pestisida Sintetis dan Peran Musuh Alami
Sesi pertama dibuka dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta. Fauzi Septyansyah, mahasiswa Fakultas Pertanian UB sekaligus penanggung jawab kegiatan, memaparkan materi tentang bahaya pestisida sintetis. Menurutnya, penggunaan pestisida kimia berlebih justru memusnahkan organisme bermanfaat dalam tanah.
“Seringkali kita tidak sadar bahwa di lahan bukan hanya ada tanaman, hama, dan manusia, tapi juga organisme bermanfaat yang turut menjaga kesuburan tanah. Jika mereka mati akibat pestisida sintetis, justru hama akan berkembang pesat,” ujar Fauzi.
Diskusi berjalan interaktif, membahas dampak residu kimia terhadap kesehatan petani dan lingkungan. Usai pemaparan, peserta kembali mengisi post-test untuk melihat peningkatan pemahaman.
Praktik Racik Pestisida Nabati
Sesi kedua digelar Minggu (20/07/2025) di gedung BUMDes Desa Gondoruso. Wakil Koordinator Desa, Muhammad Malik Ridwan, membuka acara dengan sambutan singkat. Selanjutnya, para petani diperlihatkan demonstrasi meracik pestisida nabati menggunakan bahan sederhana seperti bawang putih.
Selain itu, dikenalkan pula perangkap hama seperti pitfall trap yang efektif sebagai metode pengendalian non-kimia.
“Hal-hal seperti ini yang dibutuhkan oleh petani desa, ketika anak muda peduli terhadap pertanian dan membuka ruang diskusi bersama kami,” ungkap Fauzi.
Baca juga:
Program DM FTP UB Latih Santri jadi Wirausahawan Pangan
Modul Edukatif dan Harapan Ekosistem Sehat
Seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk membekali petani dengan prinsip PHT, termasuk pemanfaatan musuh alami, tanaman refugia, rotasi tanaman, hingga penggunaan bahan nabati seperti daun mimba, serai, dan bawang putih.
Di penghujung kegiatan, mahasiswa menyerahkan hasil racikan pestisida nabati kepada Ketua Kelompok Tani Dusun Danurejo serta membagikan modul edukatif berisi panduan praktis PHT.
Antusiasme petani yang hadir menunjukkan bahwa langkah menuju pertanian berkelanjutan bisa dimulai dari desa. Inisiatif ini sekaligus mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 “Kehidupan Sehat dan Sejahtera” serta poin 6 “Air Bersih dan Sanitasi Layak”. (han)