Kanal24, Malang – Pemilihan Kepala Daerah Kota Malang (Pilkada) masih menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat Kota Malang. Banyak nama-nama baru yang muncul dalam perebutan tahta N1 dan N2. Namun dari banyaknya nama-nama tersebut masih belum ada calon yang mendapat rekomendasi resmi dari partai maupun gabungan partai. .
Andhyka Muttaqin, pengamat politik Universitas Brawijaya memberi tanggapan atas hal tersebut. Menurutnya fenomena seperti ini lumrah terjadi pada Pemilihan Kepala Daerah. “Bicara soal Pilkada, kita bisa membacanya itu di last minute,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa meski banyak baliho yang sudah tersebar di berbagai sudut kota hanyalah menjadi alat untuk melihat sejauh mana para kandidat mendapat atensi publik dan untuk meningkatkan elektabilitasnya di mata masyarakat.
“Jadi nanti biasanya di dalam sebuah partai akan diadakan survei-survei internal partai dahulu untuk melihat sejauh mana kandidat-kandidat itu dapat dipilih dan didukung oleh partai tersebut,” terang Andhyka saat diwawancarai tim Kanal24. Senin (15/07/2024).
Menurutnya puncak dari pemilihan ini ada di bulan Agustus, dimana para partai akan mulai menunjukkan kecenderungan terhadap para calon tertentu. “Kalau saya melihat, istilahnya masih sangat dinamis dan juga pasti akan banyak perubahan dan drama yang layak untuk dinanti. Di minggu ketiga dan keempat sudah pasti akan ada pengerucutan, karena pendaftaran para calon akan dibuka sejak tanggal 27 hingga 29 Agustus,” lanjutnya.
Andhyka menyimpulkan bahwa untuk saat ini gejolak perpolitikan Kota Malang masih lah sangat dinamis. Terlebih lagi ada nama-nama baru yang muncul dalam perebutan tahta walikota dan wakilnya.
“Kita patut menantikan gejolak politik yang ada di Malang ini. Memang saat ini masih dalam masa penjajakan agar masyarakat tahu siapa saja para kandidat yang tampil. Nah, nanti pasti banyak klaim perihal elektabilitas tiap calon yang berpotensi,” Pungkasnya. (fan)