KANAL24, Jakarta – PT PLN (Persero) menyiapkan peta jalan yang komprehensif untuk mencapai komitmen dan aksi iklim Indonesia (Nationally Determined Contribution/NDC) pada 2030 dan dalam mengejar target Carbon Neutral 2060 sembari menjaga pertumbuhan bisnis.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi, mengatakan peta jalan yang disiapkan PLN akan menghasilkan pengurangan emisi sebesar 900 juta ton CO2 ekivalen pada 2060. Peta jalan ini terdiri dari 13 inisiatif hingga 2060.
“Inisiatif jangka pendek ini (NDC 2030) akan membutuhkan dukungan belanja modal (capex) sebesar USD148 miliar,” kata Evy Minggu (7/11/2021).
Adapun 9 inisiatif disiapkan mendukung NDC 2030, yakni pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD ) ke EBT, pengembangan pembangkit gas, menerapkan teknologi PLTU ramah lingkungan, memensiunkan PLTU , penerapan co-firing, melakukan penerapan efisiensi dan menurunkan susut jaringan, percepatan memensiunkan PLTU , Carbon Capture and Storage (CCS), serta penerapan co-firing berbasis hidrogen.
Sementara itu, terkait program jangka panjang untuk mencapai target Carbon Neutral 2060, lanjut Evy, PLN memiliki tambahan 4 inisiatif yaitu penambahan pembangunan pembangkit EBT, baterai, dan interkoneksi sistem listrik, penambahan co-firing berbasis hidrogen, penambahan CCS, serta penambahan PLTU pensiun.
PLN setidaknya membutuhkan investasi mencapai USD500 miliar untuk beralih dari skenario business as usual (BAU) menjadi carbon neutral dengan biaya mitigasi senilai USD 35 – USD 40 per ton CO2 ekivalen.
“PLN juga menghadirkan Pusat Keberlanjutan untuk mendorong perjalanan carbon neutral. Pusat Keberlanjutan ini terdiri dari PLN Corporate University, Pusat Keunggulan (Center of Excellence), dan Transformation Office,” katanya.
Selain itu, Evy mengatakan untuk memuluskan target menuju 2060, PLN perlu memastikan 4 pendekatan dapat dilakukan. Untuk dapat mencapai Carbon Neutral 2060 PLN tidak bisa sendiri, perlu dukungan dari seluruh pihak, terutama pemangku kebijakan.
Pertama, PLN memproyeksikan akan ada tambahan biaya listrik ke pelanggan sebesar cUSD 3,3 per kWh pada 2060. Perlu kebijakan dari pemerintah untuk dapat menganggarkan subsidi atau kompensasi sehingga tidak membebani masyarakat.
Kedua, kebutuhan investasi skala besar mencapai USD 500 miliar. PLN membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholders.
Ketiga, teknologi tahap awal seperti co-firing hidrogen, maupun CCS yang dapat diterapkan dalam skala besar.
Keempat, PLN perlu dukungan dari sisi kebijakan yang dapat membantu meringankan biaya. Terutama untuk menggunakan teknologi rendah karbon dari sisi demand, seperti implementasi kendaraan listrik dan kompor induksi.(sdk)