KANAL24, Jakarta – Masa operasional ibadah haji tahun 1440H/ 2019M akan segera berakhir. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merangkum beberapa catatan selama pelaksanaan operasional haji di Arab Saudi tahun 1440 H/2019. Catatan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan perbaikan bagi penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang.
Ketua PPIH Endang Jumali mengatakan, “tentu tujuannya adalah bagaimana kita bisa melakukan evaluasi dan merumuskan inovasi-inovasi yang harus disiapkan pada operasional haji tahun 1441 H/2020 M.”
Aspek yang menjadi fokus peningkatan tahun depan di antaranya pelaksanaan Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun. Implementasi Bimbingan Manasik dan Ibadah sepanjang tahun ini dengan memaksimalkan peran KUA Kecamatan yang pelaksanaannya berbasis regu dan rombongan. Di samping itu juga akan pengayaan materi bimbingan yang sesuai dengan kondisi jemaah dan kondisi kekinian yang terjadi di Arab Saudi.
Terkait hal ini, Dirjen PHU selaku penanggung jawab PPIH, Nizar Ali mengatakan bahwa dengan pola manasik haji berbasis ketua regu dan ketua rombongan, nantinya diharapkan jemaah dapat mandiri dan meminimalisir ketergantungan terhadap konsultan atau pembimbing ibadah.
“Materinya juga spesifik, misalkan bagaimana bimbingan manasik bagi jemaah usia lanjut, selama ini kan hanya satu, padahal perlakuannya berbeda,” tuturnya.
Aspek lain yang menjadi perhatian adalah perbaikan manajemen penyelenggaraan badal haji dan safari wukuf. Nizar mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar dapat menguatkan sinergi antara petugas kesehatan dan petugas dari Kemenag dalam memperoleh data badal haji dan safari wukuf.
Selain itu, PPIH Arab Saudi tahun 1440H/ 2019M juga akan mempertahankan pola penempatan jemaah di Makkah dengan sistem zonasi berbasis embarkasi.
“Aspek yang sangat menarik adalah sistem zonasi karena terbukti bisa memudahkan pelayanan dan penanganan permasalahan yang muncul seperti penanganan jemaah tersasar, atau mungkin tidak tahu jalan,” ujar Ketua PPIH Endang Jumali.
Untuk layanan akomodasi di Madinah, akan mengupayakan peningkatan presentase penyewaan hotel full musim. Sedangkan selama di Mina, PPIH mengusulkan agar tahun mendatang Muassasah dapat melengkapi instalasi listrik di tenda arafah dengan memisahkan instalasi listrik pemerintah dan diesel dan menyiapkan lampu emergency.
Pada Satuan Operasional Armuzna, ke depan perlu mengajukan ijin kepada instansi terkait di Arab Saudi agar kendaraan ambulance dan armada pengantar jemaah tersesat bisa beroperasi di Mina.
Sedangkan untuk layanan transportasi udara akan dilakukan penjajakan pengusulan jadwal pendaratan (slot time) maskapai pengangkut jemaah haji kepada General Authority Civil Aviation (GACA). Dikarenakan kepastian jadwal memiliki peran yang sangat besar dalam menunjangan kelancaran layanan akomodasi dan konsumsi khususnya di Madinah.
Sementara aspek SDM petugas PPIH akan dilakukan penguatan pada setiap daerah kerja termasuk penguatan pada Satuan Operasional Armuzna. Penguatan SDM ini dengan melakukan reposisi struktur organisasi. (sdk)