KANAL24, Malang – Negara ekonomi kuat Eropa seperti Prancis, Spanyol, dan Jerman resmi masuk jurang resesi. Jerman mencatat pertumbuhan ekonomi minus 10,1% pada kuartal II-2020.
Dilansir dari DW, pada Kamis (30/7/2020), Jerman sebelumnya di kuartal I-2020 mengalami pertumbuhan negatif 1,9%. “Ini merupakan penurunan paling tajam sejak terhitung PDB triwulanan Jerman dimulai pada 1970,” tulis Kantor Statistik Federal Jerman.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II di 2020 bisa dibilang sangat buruk dibandingkan tahun sebelumnya yang didukung oleh kekhawatiran gelombang kedua virus covid-19 di seluruh Eropa.
Sementara itu, ekspor dan konsumsi rumah tangga di Jerman turun tajam di samping peningkatan belanja. Namun, penurunan yang terjadi sudah diprediksi akan sangat menghantam ekonomi Jerman. Sedangkan tingkat pengangguran di Jerman tetap stabil atau sebesar 6,7%, dimana terdapat 6,7 juta orang dalam skema cuti yang didanai negara.
Sementara itu, Badan Statistik Nasional Spanyol (INE) mengumumkan pada Jumat (31/7/2020) ekonomi Negeri Matador tersebut minus 18,5 persen pada kuartal II-2020, sedangkan pada kuartal I-2020 minus 5,2 persen.
Spanyol mengalami kontraksi bersejarah pada Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal II tahun ini. “Sektor pariwisata merupakan yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Sedangkan di kuartal ketiga nanti, yang diharapkan menandai awal dari rebound ekonomi Spanyol, akan lebih lemah dari yang diperkirakan,” ujar kepala ekonom dari think tank Funcas Raymond Torres, dikutip dari Reuters.
Baca juga:
Amerika Resesi, Ekonom Indef Jelaskan Dampaknya ke Indonesia
Sedangkan Badan Statistk Nasional Prancis (INSEE) mengumumkan pada Jumat (31/7/2020) ekonomi negara tersebut mengalami kontraksi besar, yakni minus 13,8 persen di kuartal II 2020. Hal ini disebabkan oleh konsumsi, investasi dan perdagangan yang runtuh selama pandemi Covid-19.
Prancis sudah memasuki resesi sejak kuartal I tahun ini dengan ekonomi tercatat minus 5,9 persen setelah penyusutan pertama pada kuartal IV 2019 yang tercatat minus 0,1 persen. Pada akhir tahun lalu, ketika pemogokan nasional di Prancis merontokkan 0,2 persen dari output ekonomi nasional.(sdk)