KANAL24, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar seluruh stakeholder pemerintahan, baik pusat maupun daerah bisa lebih bersinergi lagi dalam menghadapi tantangan perekonomian di 2020 yang disebutnya bakal lebih dahsyat ketimbang tahun ini.
Jokowi mengaku sudah selalu diingatkan oleh IMF maupun Bank Dunia bahwa proyeksi perekonomian dunia di 2020 bakal tertekan.
“Tandanya, ada (faktor) eksternal yang dihadapi. Presiden Bank Dunia bilang hati-hati ke saya, tahun depan juga akan lebih sulit. Managing Director IMF, juga katakan hati-hati. Dulu (pertumbuhan ekonomi ) 7 persen, sekarang sudah minus, dulu 10 persen sekarang turun (jadi) 6 persen. Yang 5 persen turun 0 persen. Kita patut sukuri kita masih di atas 5 persen,” kata Jokowi di SICC Sentul, Rabu (13/11/2019).
Jokowi mengingatkan agar kepala daerah tidak membuat banyak aturan yang bertolak belakang dengan semangat menumbuhkan investasi. Diakui olehnya bahwa mengelola banyak penduduk di Indonesia tidak mudah. Namun jika pemerintah daerah dan pusat bisa sinkron, maka hal itu akan lebih mudah dalam menjawab tantangan.
“Kita ingin agar semuanya sambung dari pusat ke daerah satu garis. Mengelola negara besar seperti ini tidak mudah. Beda dengan negara lain. Penduduknya 267 juta jiwa. Pulau-nya ada ribuan, Suku saja ada ratusan. Kompleks mengelola negara besar ini,” tuturnya.
Terakhir, Jokowi minta agar para kepala daerah, TNI dan Polri bisa cepat merespon tiap gejolak yang ada di masyarakat agar tidak melebar dan menjadi sesuatu yang malah merugikan negara.
“Oleh sebab itu, hati-hati menangani setiap peristiwa sekecil apapun. Saya titip terutama TNI, Polri. Jadi jangan diremehkan. Di dunia sekarang penuh ketidakpuasaan. Di Hongkong misalnya demo sudah terus-terusan. Di Chili sama, urusan kenaikan tarif transport yang hanya 4 persen, menjadi gelombang demo,” pungkasnya. (sdk)