KANAL24, Malang – Obesitas atau kegemukan kini menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) tahun 2018 menunjukkan penduduk dewasa berusia diatas 15 tahun mengalami kegemukan atau obesitas sebesar 31,0%.
Angka itu menunjukkan peningkatan pesat dari tahun 2013 ketika penduduk yang mengalami obesitas mencapai 26,6%.
Obesitas yang tidak segera ditangani akan berimbas pada penyakit komplikasi kardiovaskular, diabet, dan osteoporosis yang berbahaya.
Hal tersebut mendorong tiga mahasiswa UB yaitu Dimas Teguh Prasetiyo (FAPET’18), Rhifa Siti Fauziah ND (FAPET’17), dan Nuha Nabilah Utrujjah (FMIPA’18) Di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir. Lilik Eka Radiati, MS.IPU menciptakan sebuah konsep untuk menurunkan obesitas yang lebih aman dan minim efek samping.
“Kami memanfaatkan kandungan kalsium dalam cangkang telur untuk dijadikan kapsul penurun obesitas. Apalagi bahan cangkang telur kan melimpah,” kata Dimas kepada kanal24.co.id Senin (28/9/2020).
Menurut Dimas Cangkang telur merupakan salah satu bahan alami yang aman dan ekonomis sehingga dijadikan sebagai bahan alternatif sumber kalsium dalam menurunkan kadar trigliserida pada tubuh obesitas.
“ Cangkang telur mengandung komponen mikro yang unik dengan didominasi 94% kalsium karbonat yang dapat diuraikan menjadi 360-440 mg kalsium per gram,” lanjutnya.
Nanoteknologi dengan metode Presipitasi (mengubah partikel kalsium menjadi nanokalsium) dilanjutkan dengan teknik pulsed electric field (PEF) memungkinkan kalsium cangkang telur ayam menjadi lebih availabilitas sehingga mudah untuk diserap oleh tubuh.
Secara khusus telah dibuktikan pada beberapa penelitian bahwa setiap penambahan 300 mg dalam asupan kalsium reguler dikaitkan dengan penurunan sekitar 1 kg lemak tubuh pada anak-anak dan 2,5–3,0 kg berat badan yang lebih rendah pada orang dewasa.
Dengan mengkaji beberapa literature dari database jurnal nasional dan internasional, konsep ini dibuat empat tahap, tahap pertama menganalisis teknik pulsed electric field (PEF) pada nanokalsium cangkang telur ayam. Tahap selanjutnya mengkaji analisis scanning electron microscopy (SEM) dan Particle Size Analyzer (PSA) untuk melihat ukuran dan distribusi partikel nanokalsium. Selanjutnya, menganalisis konduktivitas, dimana nanokalsium yang memiliki konduktivitas tinggi akan memiliki bioavailabilitas tinggi. Tahap selanjutnya, menganalisis kadar triglisirida pada sel 3T3-L1 Preadiposit, dimana mampu menghambat perkembangan preadiposit yang artinya dapat menghambat obesitas.
Kesimpulan yang diperoleh dari konsep itu yaitu kalsium cangkang telur ayam berpotensi untuk menjadi suplemen diet alami obesitas karena mampu menghambat pertumbuhan sel preadiposit berdasar kajian literatur.(sdk)